Sebagai kawasan ibadah, kita pengunjung tetap menghargai privasi umat ya. Keistimewaan klenteng ini terdapat gua terdapat di bangunan utama maupun tebing di belakang bangunan. Berkali berkunjung tetap kagum dengan arsitektura atap pun pilar penyangganya.
Bagian yang menarik perhatian simbok adalah diorama di sepanjang tebing belakang kelenteng. Pengunjung dapat mengakses dari sisi kira ataupun kanan bangunan utama bila tidak ingin mengganggu konsentrasi umat yang ibadah.
Diorama penggambaran perjalanan laksamana Cheng Ho yang disajikan dengan Bahasa Inggris pun Mandarin. Juga pintu masuk ke gua batu. Muasal penamaan Gedung Batu.
Kelenteng berikutnya Kelenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Jurumudi Dampu Awang. Ukuran kelenteng sedikit lebih kecil dari klenteng utama. Kemajemukan peran diterakan. Setiap kelenteng memiliki pengunjung fanatisnya.
Sampailah kita ke bagian jajaran kelenteng terdepan. Kelenteng Dewa Bumi. Insan bersyukur atas rahmat bumi dan memohon berkat pemeliharaan melalui rezeki bumi. Penanda awam, di depan kelenteng terdapat jajaran 8 dewa.
Secara menyeluruh terasa suatu siklus penghargaan atas bumi, apresiasi kemajemukan peran fungsi pekerjaan manusia. Terangkum dalam pemujaan dan mendatangkan keamanan pun kecukupan pangan. Relasi religi budaya yang dinamis. Mari berkunjung ke cagar budaya Gedung Batu, merasakan dan merawat kemajemukan bermasyarakat. Salam harmoni.