Pastinya tidak demikian. Menyarikan semangat tradisi ngasag dan kontekstualisasi kepedulian dan tanggung jawab sosial sektor pertanian dengan era kekinian.
Pertama, memahami dan menghayati kepedulian dan tanggung jawab sosial sektor pertanian atau CSR agribisnis sebagai komponen relasi agung. Mencakup relasi manusia dengan alam dan sesama sebagai wujud relasi religi.
Kedua, menempatkan kepedulian dan tanggung jawab sosial sektor pertanian atau CSR agribisnis secara bermartabat. Hal ini akan mewarnai perumusan dan bentuk program yang dirakitnya. Nah pastinya banyak pakar yang akan mengejawantahkannya dalam kegiatan etis, konstruktif, dan produktif.
Setiap pelaku agribisnis terpanggil untuk menerapkan kepedulian dan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelokalannya. Bersama mewujudkan harmoni selaras dengan budaya lokal yang berlaku.
Penutup
Tradisi ngasag, benih kepedulian dan tanggung jawab sosial sektor pertanian. Tidak pernah mati siap bertransformasi sesuai zaman. Mengawal dan mewarnainya  sebagai komponen relasi agung secara bermartabat. Simbok kebun dan Limbuk menjura hormat.
Catatan: Limbuk adalah punakawan dalam budaya pewayangan dengan lingkup kerja area kaputren.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H