Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tradisi Ngasag, Benih Kepedulian Sosial Sektor Pertanian

22 Juli 2022   20:03 Diperbarui: 22 Juli 2022   20:14 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panenan yang tertinggal diyakini sebagai bagian untuk orang asing, anak yatim, dan janda. Kepedulian sosial untuk pihak yang terpinggirkan. Pengasag yang teridentifikasi didominasi perempuan juga penggenapan simbol kelompok yang membutuhkan.

Pengasag tidak berpangku tangan menunggu rezeki. Menunggu dengan sabar kegiatan panen usai. Menyingsingkan lengan baju mengumpulkan berkat yang diyakini sebagai sarana pemeliharaan dari Sang Pemelihara. Menyingkirkan rasa gengsi karena ngasag terwadahi dalam tananan sosial yang hidup.

Ngasag meniadakan subordinasi. Tidak ada pihak yang harus merasa jumawa unggul di atas. Juga tidak ada yang perlu merasa direndahkan. Berbagi secara bermartabat, memanusiakan setiap komponen yang terlibat.

Ladang sebagai sarana kiprah sektor pertanian menjadi ajang keseimbangan. Pemeliharaan alam bersama. Empunya lahan dan penuai menjadi mata rantai saling berbagi berkat panenan. Relasi dengan alam dan sosial meneguhkan relasi religi. Supaya Tuhan, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu.

Kegiatan budidaya pertanian disemangati sebagai relasi komunikasi. Relasi antara pencipta dan ciptaan, mencurahkan berkat melalui hasil panen. Relasi dengan alam, pengakuan bahwa hasil panen adalah berkat yang tercurah melalui bumi. Juga relasi sosial, panen untuk kemaslahatan bersama.

Berdasarkan pendekatan sektor pertanian industri, bukankah ngasag mengurangi efisiensi produksi? Seolah terjadi kehilangan panen, ngasag sebagai komponen panen yang terhilang? Begitukah?

Mari simak tradisi ngasag dalam perspektif penjaminan mutu dalam rangka meningkatkan efisiensi produksi. Pada kasus hamparan padi sawah, malai yang ditinggalkan adalah malai yang tidak sepenuhnya bernas artinya malai dengan banyak gabah hampa. Begitupun malai dengan kematangan yang belum sempurna.

Meninggalkan sebagaian panenan yang demikian bukankah setara dengan tindakan cut off grade? Hanya membawa berkas panenan yang prima. Mengurangi kerusakan mutu oleh bulir hijau. Efisiensi memilah gabah hampa. Nah kan menjadi bagian dari komponen proses penjaminan mutu.

Kontekstualisasi Tradisi Ngasag, Kepedulian Sosial Sektor Pertanian Era Kini

Simbok kebun dan Limbuk saling berpandangan. Apakah dengan narasi tradisi ngasag, kami sedang bernostalgia atau sulit move on dari masa lampau? Mengganjal laju revolusi industri 4.0 di bidang pertanian dengan ani-ani dan sabit?

Mana ada kesempatan ngasag model memunguti sisa panen dengan model pemanen kombinasi (combine harvester). Mesin kombinasi tiga aksi, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi, dalam satu rangkaian operasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun