Menurut publikasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah, pucuk Kelakai ini kaya dengan zat gizi. Kelakai merah mengandung Fe yang tinggi (41,53 ppm), Cu (4,52 ppm), vitamin C (15,41 mg/100g), protein (2,36%), beta karoten (66,99 ppm), dan asam folat (11,30 ppm).
Masyarakat lokal memaknai etnobotani Kelakai sebagai tanaman pangan dan tanaman obat. Keberadaan zat besi untuk menangani gangguan anemia dengan meningkatkan Hb darah, pelancar produksi ASI bagi wanita melahirkan. Beberapa memanfaatkannya untuk penurun demam dan obat kuat.
Pelaku UMKM mengubah potensi lokal Kelakai dengan apik. Dibuatnya menjadi keripik Kelakai sehingga tampil dalam kemasan cantik. Menjadi oleh-oleh unik dari kawasan lahan basah Kalimantan.
Wasana Kata
Kesadaran pemeliharaan lahan basah menjadi tanggung jawab bersama. Setiap kita dapat mengambil bagian melalui aneka cara, meski kadang terlihat sangat mini. Genjer dan Kelakai, pangan lokal dari ekosistem lahan basah. Kiranya boleh menjadi ungkit pijakan kesadaran yang mengungkit tindakan nyata atas lahan basah.
Selamat Hari Lahan Basah Sedunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H