Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Genjer dan Kelakai, Pangan Lokal dari Ekosistem Lahan Basah

2 Februari 2022   22:34 Diperbarui: 3 Februari 2022   12:36 2831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sayuran Genjer.| Sumber: Budi Santoso/BKSDA Jateng via jateng.tribunnews.com

Foto Kelakai (sumber rri.co.id/palangkaraya)
Foto Kelakai (sumber rri.co.id/palangkaraya)

Menurut publikasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah, pucuk Kelakai ini kaya dengan zat gizi. Kelakai merah mengandung Fe yang tinggi (41,53 ppm), Cu (4,52 ppm), vitamin C (15,41 mg/100g), protein (2,36%), beta karoten (66,99 ppm), dan asam folat (11,30 ppm).

Masyarakat lokal memaknai etnobotani Kelakai sebagai tanaman pangan dan tanaman obat. Keberadaan zat besi untuk menangani gangguan anemia dengan meningkatkan Hb darah, pelancar produksi ASI bagi wanita melahirkan. Beberapa memanfaatkannya untuk penurun demam dan obat kuat.

Pelaku UMKM mengubah potensi lokal Kelakai dengan apik. Dibuatnya menjadi keripik Kelakai sehingga tampil dalam kemasan cantik. Menjadi oleh-oleh unik dari kawasan lahan basah Kalimantan.

Keripik Kelakai (sumber: Nor Aina/Tribunkalteng.com)
Keripik Kelakai (sumber: Nor Aina/Tribunkalteng.com)

Wasana Kata

Kesadaran pemeliharaan lahan basah menjadi tanggung jawab bersama. Setiap kita dapat mengambil bagian melalui aneka cara, meski kadang terlihat sangat mini. Genjer dan Kelakai, pangan lokal dari ekosistem lahan basah. Kiranya boleh menjadi ungkit pijakan kesadaran yang mengungkit tindakan nyata atas lahan basah.

Selamat Hari Lahan Basah Sedunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun