Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Genjer dan Kelakai, Pangan Lokal dari Ekosistem Lahan Basah

2 Februari 2022   22:34 Diperbarui: 3 Februari 2022   12:36 2831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keripik Kelakai (sumber: Nor Aina/Tribunkalteng.com)

Memainkan peran pengelola air, serapan karbon, lahan basah juga menyediakan keragaman hayati yang sangat tinggi. Tumbuhan lahan basah sebagai sumber obat maupun pangan bagi masyarakat. Diantaranya adalah pangan lokal Genjer dan Kelakai.

Bersusuh di tepian Rawa Pening, simbok akrab dengan sayur lokal Genjer. Genjer ada pula yang menyebut paku rawan (Limnocharis flava) meski bukan anggota keluarga paku-pakuan. Merupakan tumbuhan rawa yang banyak dijumpai di sawah maupun perairan dangkal. Kadang menjadi gulma pengganggu tanaman padi.

Di pasar tradisional Salatiga, Genjer cukup sering dijumpai dan berasal dari tepian Rawa Pening. Kami mengolahnya menjadi tumis atau oseng-oseng cukup pedas. Bukan hanya enak sekaligus juga memiliki nilai gizi yang memadai.

Foto Genjer Rawa Pening (Dokumentasi pribadi)
Foto Genjer Rawa Pening (Dokumentasi pribadi)

Menurut publikasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta, setiap 100 g Genjer mengandung energi 39 kkal, protein 1,7 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 7,7 g, serat 0,95 g. Memiliki mineral semisal kalsium 62 mg, fosfor 33 mg, zat besi 17.97 mg, kalium 300,46 mg, natrium 3,13 mg, magnesium 2,81 mg, zn 1,28 mg dan tembaga 0,613 mg.

Bagian yang dikonsumsi adalah daun dan bunga Genjer terdapat zat kardenolin, flavonoida, dan polifenol. Asupan protein menjadi bagian peremajaan sel baru. Paduan protein, karbohidrat, dan lemak menyediakan energi. Kandungan besi membantu menjaga kadar Hb darah.

Keberadaan kalsium dan fosfor membantu penguatan tulang dan persendian. Pun serat membantu pencernaan, mencegah kanker kolon. Tidak keliru kan kalau kami warga sekitar rawa suka mengudap Genjer sebagai varian sayur keseharian.

Entah mengapa sayuran daun Genjer ini dilekatkan pada strata masyarakat 'miskin'. Hingga naas lagu rakyat Genjer-Genjer sempat dilarang pada masanya karena diindikasi propaganda partai terlarang. Terlepas dari isu politik, saya pribadi melihat sayuran Genjer sebagai bagian dari kedaulatan pangan.

Sekian tahun lalu bermimpi, andai saja ada pelopor yang memasukkan sayuran daun Genjer ke supermarket. Eh ternyata kini sering melihat tampil eksotis di gerai super market kota besar. Para koki mengolahnya jadi masakan ala hotel berbintang, pastinya si Genjer akan tampil molek serasa naik kelas.

Namun saya lebih suka biarlah si Genjer tampil apa adanya asal tidak disiya-siya. Tidak disia-siakan sebagai produk kelas rendahan. Biarlah menjadi wujud kemandirian masyarakat dalam pemenuhan sumber pangan sayur.

Nah kalau kita ke Kalimantan mari jangan lupa mencicip sayur tumis Kelakai (Stenochlaena palutris). Sayuran lokal yang banyak tumbuh di ekosistem gambut. Saya mencicipnya di Sekadau, Kalimantan Barat. Berdasarkan kenampakannya biasa dikenal Kelakai atau Kalakai hijau dan merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun