Kegiatan ini tentunya bermula dari memilah. Limbah mana yang dapat didayagunakan. Semisal limbah sayuran berdaun, sayur berbiji, bumbu rimpang hingga wadah di dapur yang tidak lagi terpakai.
Pemanfaatan limbah sayur berdaun. Semisal sahabat pembaca Kompasiana belanja sayuran berupa kangkung cabut. Nah bagian atas atau pucuk akan disiangi untuk masakan. Sayang kan bagian bonggol berakar?
Kiat sederhana adalah menanam bonggol akar kangkung dalam pot. Penanaman sangat sederhana, dalam jangka waktu singkat kangkung sudah dapat dipanen perdana.Â
Pemangkasan panen akan diikuti oleh munculnya cabang sehingga panenan berikutnya makin banyak. Biasanya kami pelihara hingga 3 x panen lalu dibongkar. Sisa tanaman dapat dibuat kompos.
Cara ini juga kami lakukan untuk limbah berupa bonggol bawang daun. Kemasan bawang daun konsumsi biasanya melibatkan akar. Nah bagian atas untuk keperluan memasak. Bonggolnya dapat ditanam sekaligus menjadi sediaan.
Pemanfaatan limbah sayur berbiji. Bebersih kulkas menemukan beberapa sayuran berbiji yang mulai membusuk. Semisal tomat ataupun cabai. Sayang juga kalau langsung dibuang.
Melemparkan tomat ataupun cabai ke pot ooh tumbuhlah bibit tomat ataupun cabai. Termasuk sayur buah pare yang ternyata terlalu tua untuk dimasak. Jadilah mereka menghias pojok sempit. Tentunya bergantian tempat karena keterbatasan ruang.
Mengamati pertumbuhannya menghadirkan kegembiraan. Mengurai sebagian kejenuhan. Oh ya pertumbuhan tidak selalu sebagus yang diharapkan karena beberapa produk sayur adalah hasil hibrida yang mengalami penurunan keragaan sewaktu biji ditanam ulang.
Pemanfaatan limbah bumbu. Begitupun saat memilah rimpang bumbu. Beberapa rimpang terlihat bertunas. Mengapa tidak kita tanam di pekarangan baik dalam pot ataupun bekas bakul plastik bahkan besek sisa wadah.