Menikmati kerimbunan bunga tanaman Petunia sungguh menceriakan. Cara menanam bermula dari menyemaikan biji. Eits, Petunia termasuk kelompok tanaman semusim. Sayang kan kalau harus selalu membeli tanaman baru. Mari menyimak cara membijikan bunga Petunia ala Emak Kebun.
Pekarangan sempit saya dihuni oleh pot vertikal sayuran, sirih merah merambat di pagar. Juga serumpun jahe merah, pandan wangi, sereh, kunyit, pun pot jeruk daun. Diselingi tanaman hias daun, kenanga juga beberapa pot anggrek.
Yup semua adalah kelompok tanaman perennial alias menahun. Mampu tumbuh berproduksi terus melampaui satu siklus. Penanda Simbok emak kebun cukup malas untuk bongkar tanam.
Ada kalanya terasa agak bosan. Diboyonglah tanaman Petunia yang semarak rimbun berbunga dari gerai tanaman hias. Suasana ceria memoles wajah teras, sekian pot bunga semua mekar merona dengan aneka warna, menyirampun sambil berdendang.
Genus Petunia ini kaya spesies, tercatat P. axillaris (berbunga putih), P. integrifolia (berbunga ungu), dan P. exserta (berbunga merah). Kini aneka rupa tampilan bunga Petunia x hybrida (hasil persilangan antara petunia tetua terpilih).
Bermula berkecambah, tumbuh hingga berbunga dan nantinya mempersembahkan biji lalu mati. Artinya perlu diganti tanaman baru bila ingin semarak Petunia hadir di rumah. Cara paling mudah ya membeli tanaman baru.
Sayang juga ya, sambil elus dompet. Bagaimana kalau belajar cara membijikan bunga Petunia. Nah hasil biji menjadi benih untuk regenerasi tanaman. Menghemat seraya melatih kesabaran belajar cara membijikan. Mengolah rasa sayang menjadi karya membijikan menghasilkan benih.
Baiklah.....mari berusaha merawat tanaman dengan target akhir mengumpulkan biji hasil panen. Kalau tanaman awal datang dalam kondisi berbunga, sudah berpot tinggal pajang/gantung. Media dari pedagang biasanya campuran tanah dan sekam.
Setelah kering bisa disimpan dalam plastik kedap air dan siap untuk ditanam berikutnya. Pengalaman saya mengeringkan biji beralaskan dan lanjut membungkusnya dengan tissue mengurangi daya tumbuh benih.
Mari siapkan tempat persemaian. Bisa menggunakan tray atau wadah lain. Simbok di rumah cukup menggunakan besek. Media tanah gembur plus kompos. Biji yang halus ditaburkan dan ditutup tanah sangat tipis.
Nah kan si mungil telah belajar berbunga. Horeee ini adalah petunia hasil penanaman dari biji yang dihasilkan sendiri. Karena saat panen tidak dipilah asal biji apalagi dicatatnya yah mari bersiap dengan kejutan aneka peluang warnanya alias obar-abir.
Petunia tampil semarak dengan aneka wadah tanam. Semisal keranjang, besek, ban bekas bahkan barang bekas lain. Unik saat melihat Petunia tumbuh pada wadah tas bekas ataupun sepatu boot bekas.
Nah ini baru belajar berjuang menanam dan menghasilkan biji lalu menyemaikannya dan menanam ulang sehingga tidak selalu membeli usai tanaman berbunga. Sebenarnya tidak terlalu sulit hanya membutuhkan ketelatenan.
Melihat pot penuh bunga merimbun beberapa sahabat anggota Dawis ingin mencobanya. Mari kita belajar bersama. Olala beberapa laporan masuk. Waduh koq kurus karena kurang sinar. Yuup Petunia suka dengan cahaya penuh.
Beberapa nyeletuk suka dengan rimbun bunganya. Sayang ya usai dharma berbunga, si Petunia mati. Harus mengadakan tanaman baru lagi.
Semarak Petunia tidak hanya menghadirkan semangat. Menyemaikan pembelajaran cara merawat kehidupan. Meneruskan siklus dengan cara belajar membijikan bunga. Setiap pribadi kita juga ibarat benih yang siap ditabur untuk menyemarakkan kehidupan bersama. Salam Petunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H