Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengulik Rahasia Alam, Telaga Sarangan Berpagar Bukit

15 Februari 2021   21:24 Diperbarui: 16 Februari 2021   17:30 2934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telaga Sarangan Berpagar Bukit (Dokumen pribadi)

Teduh sunyi damai tenang telaga Sarangan
Indah bukan buatan pemandangan untuk bertamasya
Tempat marga satwa mandi berkecimpung ria
Bebas menghias diri berkicau murai di tepian tlaga
Kolam air ciptaan Tuhan dipagar bukit bukit rimba
Tempat insan datang untuk menghibur lara
Dikakinya gunung Lawu di situ letaknya
Kagum aku memandang keindahanmu oh rahasia alam
[Keroncong Telaga Sarangan]

Saat menikmati alunan lagu Keroncong Telaga Sarangan, hati dan jiwa pendengar dibawa ke nuansa alam yang teduh. Harmoni kehidupan marga satwa dan telaga yang apik. Tujuan penciptaan agung kesatuan manusia, alam telaga, bukit rimba. Kearifan lokal mengulik rahasia alam melalui lirik dan melodi.

Betapa setiap jengkal bentang lahan diciptakan secara istimewa. Kesatuan alam, budaya lokal dan tatanan masyarakat yang terbuhul secara unik. Menjadikan harmoni khas tanpa harus dibaluri dengan penanda yang terasa 'nyleneh'.

Bentang Alam Telaga Sarangan Berpagar Bukit

Sebagai bocah arga Lawu sisi Barat, saat kecil saya sering bertanya seperti apa ya keelokan wilayah kaki Lawu sebelah Timur. Ini remah ingatan serial kunjungan dengan rentang waktu lebih dari dua dekade. Liburan akhir tahun 2016 berkesempatan menikmatinya kembali.

Perjalanan menanjak G. Lawu dengan keelokan alam wisata Tawangmangu sungguh memanjakan mata. Jarak dari Tawangmangu ke Telaga Sarangan sekitar 5 km-an. Melewati Cemara Sewu kami memasuki wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur disambut oleh wilayah Cemara Kandang.

Menuju Telaga Sarangan dari Tawangmangu (dokpri)
Menuju Telaga Sarangan dari Tawangmangu (dokpri)
Belokan tajam, suasana berkabut dan hijau merimbun menghantarkan kami memasuki kawasan wisata Telaga Sarangan yang bersuhu sejuk. Telaga Sarangan sebutan dari Telaga Pasir, bentukan alami telaga di ketinggian 1 200 mdpl, di Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Telaga Sarangan berpagar hijau rimba (dok pri)
Telaga Sarangan berpagar hijau rimba (dok pri)
Secara kesatuan keindahan ekosistem Telaga Sarangan sangat menarik. Bagaikan kolam alami berpagarkan bukit-bukit menghijau. 

Perbukitan Sidoramping membingkai mangkuk alami telaga. Gunung Lawu tegak memayunginya dari kejauhan. Perpaduan hutan, gunung, telaga menjadikan Telaga Sarangan kawasan tetirah alam kesukaan.

Arga Lawu terlihat menjulang dari Telaga Sarangan (dokpri)
Arga Lawu terlihat menjulang dari Telaga Sarangan (dokpri)
Telaga ini luasnya sekitar 30 ha dengan kedalaman 28 m, bervariasi antar musim. Suhu udara antara 15 hingga 20 derajat Celsius. Secara alami terasa sejuk dan menghijau sejauh mata memandang.

Tak ayal mendapat julukan Little Switzerland alias Swiss alit. Mengingat alam Swiss berpagar pegunungan Alpen yang memiliki panorama cantik. Berbalut kelokalan, Telaga Sarangan tetap cantik dengan bentang alam berpagar bukit.

Telaga Sarangan pada tahun 1931 (collectie_tropenmuseum_hotels_aan_het_meer_van_sarangan_tmnr_60026253)
Telaga Sarangan pada tahun 1931 (collectie_tropenmuseum_hotels_aan_het_meer_van_sarangan_tmnr_60026253)
Untuk mengatur ketinggian muka air terdapat pintu air yang saat kunjungan tidak terlihat aliran melimpah dari telaga. Mengingatkan saat kunjungan sekian warsa lalu air telaga hampir menyentuh pinggiran jalan, kami pengunjung dapat mencedok air dan memainkan kaki sambil duduk di tepian telaga.

Telaga Sarangan pintu air penata muka air (dokpri)
Telaga Sarangan pintu air penata muka air (dokpri)
Bagi penyuka alam dalam balutan pengetahuan geologi, Telaga Sarangan menjadi salah satu pilihan geowisata. Wisata kebumian dengan keunikan rupa bentang lahan. Karakter perbukitan yang memagari telaga. Hingga telaah kajian pembentukan telaga secara geologis.

Legenda Telaga Sarangan dan Nilai Moral yang Diembannya

Keberadaan telaga tidak lepas dari legenda, cerita rakyat yang membalutnya. Mari awali dengan menyimak legenda Telaga Sarangan yang melibatkan Ki dan Nyai Pasir.  Konon Telaga Pasir (Telaga Sarangan) ini terbentuk oleh ulah mosak-masiknya sepasang naga jelmaan Ki dan Nyai Pasir.

Legenda Telaga Sarangan (dokpri)
Legenda Telaga Sarangan (dokpri)
Sepasang petani yang semula hidup tenang dengan apa yang mereka miliki yang kemudian berubah wujud akibat memakan telur yang mereka temukan.

Ada pesan tersirat untuk lebih berhati-hati mengambil dan mempergunakan sesuatu yang belum diketahui pasti asal-usulnya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Masyarakat sekitar telaga memiliki ritual khusus labuh sesaji sehubungan dengan telaga ini. Menempatkan diri sebagai bagian dari alam utuh kawasan Telaga Sarangan. Bagian budaya kearifan lokal menjaga ekosistem.

Pulau kecil di tengah Telaga Sarangan (dokpri)
Pulau kecil di tengah Telaga Sarangan (dokpri)
Terdapat pulau kecil di tengah telaga yang konon disebut Pulau Putri yang juga dipergunakan untuk ziarah karena dikaitkan dengan makam ulama maupun legenda Jaka Lelana.

Bingkai Wisata Alam dan Pengembangan Perekonomian Setempat

Apa saja yang dapat dilakukan saat menikmati Telaga Sarangan? Mari dipilih, menikmati gisik telaga dengan naungan payung warna-warni.

Seraya menikmati debur alun riak telaga yang digoyang perahu cepat. Menikmati perairan dengan bebek air yang harus digenjot sendiri yang tentunya menambah keakraban kerja sama. Kami melewatkan pilihan-pilihan ini.

Mau mencoba perahu cepat? Hayook dengan 2 perahu sebagian kami menikmati keriaan telaga Sarangan. Serasa saling adu manuver antar perahu dari tenang ke hempasan berbasah ria, pengunjung dihantar mengitari Telaga.

Berperahu cepat mengitari Telaga Sarangan (dokpri)
Berperahu cepat mengitari Telaga Sarangan (dokpri)
Lanjut yuuk... Mengitari telaga sambil naik kuda? Waduh peserta dolan tidak memilihnya. Saat kunjungan duluuu rasanya jalur kuda ini sangat nyaman, kini harus berdesakan dengan pejalan. Syukurlah kebersihan dari kotoran kuda sudah diperhatikan dengan disediakannya tempat penampungannya.

Berkuda mengitari Telaga Sarangan (dokpri)
Berkuda mengitari Telaga Sarangan (dokpri)
Sebagian kamipun memilih lanjut mengitari Telaga dengan jalan kaki, mengambil rute melawan jarum jam.  Mari nikmati suguhan elok dari setiap sudut belokannya. Lumayan capek mengitari telaga seluas sekitar 30 ha ini.

Jalan kaki mengitari Telaga Sarangan (dokpri)
Jalan kaki mengitari Telaga Sarangan (dokpri)
Usai berwisata alam mari nikmati kuliner khas Telaga Sarangan. Sepincuk sate kelinci, ataupun gendar pecel Madiun. Minumannya perasan murni jeruk manis batu, beneran murni 4-5 buah pergelas, memulihkan stamina.

Untuk buah tangan mari ditenteng kerajinan tangan aneka anyaman bambu, sayuran, buah segar maupun tanaman hias hortikultra setempat.

Setiap pilihan kegiatan di atas berkenaan dengan roda perekonomian setempat. Pelibatan masyarakat lokal dalam pariwisata berbasis alam. Penanaman nilai bahwa kelestarian keelokan Telaga Sarangan berkaitan dengan model pengelolaan wilayah setempat.

Tata letak dan kapasitas bangunan di seputaran bibir Telaga Sarangan. Pengelolaan lahan sayuran dan konservasi lahan menyesuaikan besaran erosi yang dapat ditoleransi.

Kapasitas pemulihan kawasan diperhitungkan dalam pengembangan kawasan wisata. Muaranya adalah penampilan ekologis telaga ini relatif terjaga kelestariannya.

Mari menikmati sajian Telaga Sarangan The Little Switzerland. Bentang alam telaga berpagar bukit, budaya lokal bernilai luhur, mengungkit roda perekonomian setempat. Setiap jengkal ciptaanNya istimewa. Mewartakan sebagian rahasia alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun