Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belajar Penyembuhan Diri dari Pohon yang Terluka

15 Januari 2021   21:05 Diperbarui: 15 Januari 2021   23:11 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self healing pada pohon yang terluka (dokumentasi pribadi)

Menulis dari dan tentang pekarangan adalah kesukaan, tanpa modal yang berarti. Bersesanti alam takambang jadikan guru. Selalu ada pembelajaran di sekitar keseharian kita. Kali ini menyimak pembelajaran penyembuhan diri (self healing).

Menikmati kawanan pepohonan Jati kebon (Jabon) di kebun tetangga terlihat sesuatu yang agak beda. Diantara pepohonan yang tumbuh tegak lurus mengarah ke sumber cahaya terlihat satu pohon yang aneh.

Tumbuh tegak lurus di batang bawah lalu sedikit membengkok di bagian tengah kemudian kembali tegak di bagian atasnya. Amatan sedikit lebih detail, ooh ternyata tepat di bagian bengkok tersebut terlihat tanda bekas luka yang melingkar.

Meski setiap hari melewati kebun tersebut, saya tidak tahu entah mengapa pohon tersebut terluka. Dugaan saya bagian pucuk pohon tersebut sempat 'pepes' dengan e pepet atau terkulai namun tidak patah. Entah tersebab oleh hempasan angin atau faktor yang lain.

Saat pohon Jabon pepes, secara internal pohon tersebut memiliki kemampuan bertahan, kemampuan memulihkan diri sendiri. Semesta lingkungannya mendukungnya, pepohonan yang ditanam agak rapat membuat antar tajuk tanaman saling menopang. Sehingga pucuk yang terkulai semplah tersebut tidak menjadi patah namun berproses untuk kembali tegak.

Proses tersebut meninggalkan bekas berupa kalung luka yang kentara. Membesar seiring pertumbuhan diameter batang pun bengkokan yang khas. Bertumbuh lanjut meninggi membesar seperti kawanannya.

Pada saatnya dipanen kelak pohon yang terluka tersebut mungkin tidak dapat digunakan sebebas pohon yang tumbuh sehat sejak awal. Namun pohon tersebut tetap memberikan kemanfaatan bagi pemiliknya. Bahkan di tangan perajin seni, bengkokan tersebut dapat dimanfaatkan secara khas.

Melihat pepohonan tersebut sesaat terasa pembelajaran dari alam. Setiap pohon menurut hakekatnya tumbuh ke atas secara lurus. Namun ada kalanya sebuah pohon terluka, kemampuan pemulihan diri dan topangan semesta sangat berperan.

Sang pohon terluka tidak memperdulikan bekas luka dan bengkoknya. Darmanya adalah tumbuh membesar meninggi. Wujud pemanfaatnya terserah kepada sang pemilik dan pengguna.

Rasa-rasanya pohon yang terluka dan pepohonan sekitarnya ibarat kehidupan manusia dan lingkungan keluarganya. Saat seorang anggota keluarga 'pepes' semplah nyaris terluka, bagaimana individu tersebut mengoptimalkan kemampuan bertahan.

Kemampuan memulihkan diri (self healing) sehingga tidak patah tak tersambungkan lagi. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk penyembuhan diri (self healing) dari luka fisik maupun batin. Aneka penyebab semplah maupun terluka, dukacita yang mendalam, kekecewaan, penyakit yang nyaris tak tertanggungkan.

Dukungan semesta dari lingkungan terkecil dalam hal ini keluarga dan meluasnya dukungan menjadi sangat berarti. Keberanian pohon terluka dan ketidak resehan pohon-pohon sekitarnya untuk tidak terfokus menatap bekas luka. Mengubah cara fokus bertumbuh membesar dan meninggi juga mengajarkan kepada kita untuk tidak melulu fokus pada bekas luka, saat semplah saja.

Penyembuhan diri memerlukan semangat dan ketekunan berlatih. Menyediakan waktu sejenak untuk olah napas, gerak juga pijatan ringan, dan keheningan. Melalui latihan ini, seseorang dikondisikan berhenti sejenak dari segala rutinitasnya. Peserta penyembuhan diri dapat berinteraksi dengan diri sendiri dan energi alam di sekitar.

Teringat dengan terapi taman penyembuhan healing garden yang dilaksanakan di RS Panti Rapih Yogyakarta yang menerapkan program ini. Pasien baik rawat inap maupun rawat jalan yang berminat diajak ke taman dengan pepohonan rindang, suasana alam warna-warni, bersama dukungan keluarga terkasih serta tenaga kesehatan.

Komunitas ini bergembira menyatu dengan alam tidak memfokuskan diri pada luka atau penyakit yang dideritanya. Ada saling sharing, menyanyi bersama atau meditasi bersama alam.

Mengamati sekilas pohon yang terluka diingatkan pada penggenapan janji bahwa rayung kang pepes tumelung ora bakal kakethok. Buluh yang terkulai tak akan dipatahkan. Satu hal yang dilakukan, berpegang teguh pada pengharapan.

Terima kasih pohon terluka yang telah memberikan pengajaran bertahan, saling mendukung dan mengalahkan bekas luka. Mari sahabat siapapun yang sedang semplah, tetap jaga nyala semangat..... Selamat berproses selalu bertumbuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun