Dukungan semesta dari lingkungan terkecil dalam hal ini keluarga dan meluasnya dukungan menjadi sangat berarti. Keberanian pohon terluka dan ketidak resehan pohon-pohon sekitarnya untuk tidak terfokus menatap bekas luka. Mengubah cara fokus bertumbuh membesar dan meninggi juga mengajarkan kepada kita untuk tidak melulu fokus pada bekas luka, saat semplah saja.
Penyembuhan diri memerlukan semangat dan ketekunan berlatih. Menyediakan waktu sejenak untuk olah napas, gerak juga pijatan ringan, dan keheningan. Melalui latihan ini, seseorang dikondisikan berhenti sejenak dari segala rutinitasnya. Peserta penyembuhan diri dapat berinteraksi dengan diri sendiri dan energi alam di sekitar.
Teringat dengan terapi taman penyembuhan healing garden yang dilaksanakan di RS Panti Rapih Yogyakarta yang menerapkan program ini. Pasien baik rawat inap maupun rawat jalan yang berminat diajak ke taman dengan pepohonan rindang, suasana alam warna-warni, bersama dukungan keluarga terkasih serta tenaga kesehatan.
Komunitas ini bergembira menyatu dengan alam tidak memfokuskan diri pada luka atau penyakit yang dideritanya. Ada saling sharing, menyanyi bersama atau meditasi bersama alam.
Mengamati sekilas pohon yang terluka diingatkan pada penggenapan janji bahwa rayung kang pepes tumelung ora bakal kakethok. Buluh yang terkulai tak akan dipatahkan. Satu hal yang dilakukan, berpegang teguh pada pengharapan.
Terima kasih pohon terluka yang telah memberikan pengajaran bertahan, saling mendukung dan mengalahkan bekas luka. Mari sahabat siapapun yang sedang semplah, tetap jaga nyala semangat..... Selamat berproses selalu bertumbuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H