Kiprah Melati dalam Ekonomi
Daerah yang menetapkan bunga melati sebagai flora identitas adalah Kabupaten Pekalongan. Bukan sekedar simbol namun juga berkiprah secara nyata mengharumkan perekonomian daerah. Sentra produksi melati di Indonesia adalah Jawa Tengah terutama daerah Pantura.
Penggunaan melati sangat luas. Bukan hanya untuk kebutuhan tradisi. Sebagian masuk ke bidang industri semisal campuran teh maupun diekstrak untuk bahan dasar parfum. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan domestik namun juga merambah ekspor.
Menurut sumber Trubus, nilai ekspor melati Indonesia pada 2019 menembus Rp200 miliar. Negara-negara tujuan ekspor melati kita mulai dari negara tetangga semisal Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Tiongkok dan Saudi Arabia.
Bertani melati juga tidak selalu sewangi harumnya. Beberapa masalah teknologi produksi, kestabilan harga dan kebutuhan regulasi penguat juga sering dihadapi oleh petani melati. Penguatan kapasitas pelaku agribisnis dan regulasi perlindungan usaha tentunya dibutuhkan.
Petani dan pedagang pengumpul memilah panenan bunga melati sesuai tujuan. Umumnya dipilah menjadi empat kategori yaitu kuncup, polos (bunga plus tangkai), gundul dan campur/brankas.
Melati kuncup untuk roncean ritual tradisi semisal pengantin. Melati ekspor berupa produk bentuk polos, gundul maupun roncean. Pabrik teh menerima bentuk produk melati brankas atau campuran.
Wasana kata
Bunga melati yang puspa bangsa kiranya tetap harum merasuki filosofi tradisi. Keharumannya kiranya juga menyegarkan gairah pelaku agrinisnis melati. Wangi ekonomi yang dapat dinikmati petani. Salam melati.