Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wangi Melati, Antara Filosofi Tradisi dan Ekonomi

25 September 2020   21:07 Diperbarui: 26 September 2020   11:21 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melati putih wangi (dok pri)

Rangkaian melati, yang ku simpan di dalam hati.
Mengikat jiwaku jiwamu, tak akan berpisah lagi

(petikan dari Kr Rangkaian Melati)

Menghidu keharuman bunga melati, menghadirkan aneka sensasi. Ada yang teringat hari bahagianya saat di pelaminan. Sahabat lain terkenang dengan lipatan kain dan sanggul yang dikenakan oleh ibundanya. Melati hadir dalam ragam tradisi budaya Nusantara.

Melati Puspa Bangsa

Bunga melati putih (Jasminum sambac) siapa tak kenal? Siapa tak cinta? Sosoknya sungguh sederhana, berukuran mungil dengan kelopak berwarna putih dan keharuman menguar lembut.

Kembang putih mungil ini mendapatkan tempat yang istimewa di hati bangsa Indonesia. Menjadi bagian dari bunga Nasional. Bunga nasional adalah bunga yang dapat mewakili karakteristik sebuah bangsa dan negara.

Indonesia memiliki tiga bunga nasional yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 4/1993. Nah spesies bunga yang beruntung ditetapkan sebagai bunga nasional dalam keputusan tadi adalah: (1) Bunga melati putih (Jasminum sambac) sebagai puspa bangsa, (2) Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona dan (3) Bunga padma raksasa (Rafflesia arnoldii) sebagai puspa langka.

Melati dan Filosofi Tradisi

Kembang melati dihadirkan dalam tradisi kehidupan manusia. Terutama bagi bangsa Indonesia, periode kehidupan manusia sejak kelahiran, pernikahan hingga kematian sangat lekat dengan bunga melati.

Warna putih dan wangi melati dikaitkan dengan aneka simbolisasi filosofi. Nuansa kesucian, kesederhanaan, kemanfaatan serta martabat kehormatan lekat dengan melati. Merasuk dalam nilai filosofi tradisi.

Periode kelahiran. Awal kehidupan bermula dari pertemuan sel sperma dengan sel telur. Terjadi proses pembuahan, hadirlah janin. Sosok sangat berharga yang bertumbuhkembang dalam rahim, penyiapan garba kehidupan.

Periode berharga ini dalam budaya Jawa dilekatkan dengan karakter tembang macapat yaitu Maskumambang. Bagaikan emas permata yang mengapung di samudera kehidupan mini, garba rahim ibunda.

Tradisi periode kelahiran, saya ambilkan contoh saat mitoni atau menujuh bulani, kehamilan memasuki usia 7 bulan. Serentetan prosesi yang membuhul makna memohon berkat Tuhan agar pertumbuhan sang jabang bayi seturut dengan rahmatNya. Seturut dengan titah, AKU mengenal dan membentuk engkau sejak dalam kandungan.

Nah, rangkaian melati hadir dalam prosesi, semisal saat acara mandi ibunda calon ibu. Dalam rangkaian membelah cengkir, kelapa sangat muda yang dihubungkan dengan dugaan jenis kelamin sang jabang bayi. Meski kini akan dipindai oleh dokter kandungan dengan USG.

Pasca kelahiran, akan diikuti oleh tradisi tedhak siti. Sang bayi yang masih belum mampu berdiri, secara simbolis ditapakkan kakinya ke bumi. Filosofi dan rangkaian doa agar sang buah hati diberkati dengan bersahabat dengan tanah atau bumi.

Rangkaian melati hadir, melalui banyak variasi. Semisal sebagai rangkaian panjang yang menghiasi kranji, kurungan ayam dari material bambu. Doa yang dilantunkan agar sang bayi sangat mengenal dan menghargai lingkungan kecilnya, hingga saatnya membuka diri ke dunia yang lebih luas. Pemahaman bahwa manusia adalah bagian dari alam dan lingkungan sosial.

Periode pernikahan. Rangkaian melati hadir dalam banyak ragam pada periode pernikahan ini. Mari lihat secara terpusat saja melalui sosok sang sepasang pengantin. Pada prosesi pernikahan secara adat, rasanya aroma melati sangat pekat menguar dari tubuh dua sejoli.

Bunga melati dalam pernikahan (dok pri)
Bunga melati dalam pernikahan (dok pri)
Mari simak dari bagian tubuh paling atas. Rangkaian melati menghiasi sanggul mempelai wanita. Hampir membungkus sanggul dengan rangkaian pola kawung. Kawung yang dekat dengan makna mengosongkan diri.

Pada bagian dada. "Roncen tiba dada" untaian melati menjuntai dari atas yaitu kepala ke dada hingga pinggang mempelai putri.  Rangkaian melati Juga melingkar anggun dari leher ke dada pengantin pria. Sering dikalungkan oleh ayahanda mempelai putri kepada pengantin pria saat panggih atau temu sebagai simbol penerimaan.

Mari tengok bagian pinggang belakang pengantin pria. Pada tradisi Jawa, umumnya mempelai mengenakan keris di belakang dengan aturan susunan tertentu. Sebentuk rangkaian melati menghias kepala keris.

Mengawali kehidupan pernikahan dengan ketulusan, bersendikan restu dari keluarga. Bersenjatakan kesucian dalam menegakkan bahtera rumah tangga. Mengasah ketajaman senjata dalam perjuangan kehidupan bermodalkan putih dan sederhananya melati.

Saat kematian. Periode berakhirnya masa bhakti di bumi. Dari tanah insan akan kembali ke tanah. Kembali rangkaian melati hadir, entah sebagai penghias peti atau keranda. Juga bunga tabur. Pengingat keharuman budi tak lekang oleh waktu.

Kiprah Melati dalam Ekonomi

Daerah yang menetapkan bunga melati sebagai flora identitas adalah Kabupaten Pekalongan. Bukan sekedar simbol namun juga berkiprah secara nyata mengharumkan perekonomian daerah. Sentra produksi melati di Indonesia adalah Jawa Tengah terutama daerah Pantura.

Produksi melati 2012-2017 (sumber gambar:hortikultura.pertanian.go.id)
Produksi melati 2012-2017 (sumber gambar:hortikultura.pertanian.go.id)
Jawa Tengah memasok lebih dari 80% produksi melati Nasional. Hampir separuhnya kontribusi dari Kabupaten Batang. Melati menjadi bagian pilar penting dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Batang dan keberlanjutan produksi melati Nasional.

Penggunaan melati sangat luas. Bukan hanya untuk kebutuhan tradisi. Sebagian masuk ke bidang industri semisal campuran teh maupun diekstrak untuk bahan dasar parfum. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan domestik namun juga merambah ekspor.

Menurut sumber Trubus, nilai ekspor melati Indonesia pada 2019 menembus Rp200 miliar. Negara-negara tujuan ekspor melati kita mulai dari negara tetangga semisal Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Tiongkok dan Saudi Arabia.

Bertani melati juga tidak selalu sewangi harumnya. Beberapa masalah teknologi produksi, kestabilan harga dan kebutuhan regulasi penguat juga sering dihadapi oleh petani melati. Penguatan kapasitas pelaku agribisnis dan regulasi perlindungan usaha tentunya dibutuhkan.

Petani dan pedagang pengumpul memilah panenan bunga melati sesuai tujuan. Umumnya dipilah menjadi empat kategori yaitu kuncup, polos (bunga plus tangkai), gundul dan campur/brankas.

Melati kuncup untuk roncean ritual tradisi semisal pengantin. Melati ekspor berupa produk bentuk polos, gundul maupun roncean. Pabrik teh menerima bentuk produk melati brankas atau campuran.

Standar mutu bentuk produk melati (sumber: hortikultura.pertanian.go.id)
Standar mutu bentuk produk melati (sumber: hortikultura.pertanian.go.id)
Pengendalian kualitas melati dilakukan dengan penetapan standar mutu untuk setiap bentuk produknya. Keterpaduan kualitas, kuantitas dan kontinuitas merupakan sisi penting dalam pengembangan melati. Mendukung keberlanjutan usaha agribisnis melati.

Wasana kata

Bunga melati yang puspa bangsa kiranya tetap harum merasuki filosofi tradisi. Keharumannya kiranya juga menyegarkan gairah pelaku agrinisnis melati. Wangi ekonomi yang dapat dinikmati petani. Salam melati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun