Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

9 Kecerdasan yang Distimulasi oleh Dongeng Verbal

20 Maret 2020   18:58 Diperbarui: 20 Maret 2020   19:37 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dongeng merupakan kekayaan global. Bermula dari negara Swedia yang merayakan Alla Berattares Dag atau Hari Semua Pendongeng, tanggal 20 Maret 1991-1992. Kini dirayakan oleh banyak negara dan dideklarasikan sebagai Hari Dongeng Sedunia. Hari ini adalah Hari Dongeng 2020

Penetapan Hari Dongeng Sedunia  atau Global Storytelling Day, bertujuan agar sebanyak mungkin orang bercerita dan mendengarkan cerita di banyak tempat. Mengapa demikian?

Banyak ulasan tentang manfaat dongeng. Diantaranya mampu memfasilitasi 9 kecerdasan. Mari simak narasi berikut ini.

9 Kecerdasan yang Difasilitasi oleh Dongeng Verbal

Kecerdasan majemuk dilontarkan oleh Howard Gardner, profesor dan psikolog dari Universitas Harvard. Seperangkat kecerdasan sebagai kemampuan belajar dari pengalaman dan ilmu untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Mencakup aneka kecerdasan yaitu verbal linguistik, logis matematis, spasial visual, musikal, kinestika jasmani, interpersonal, intrapersonal, naturalis, eksistensial. Mendongeng secara verbal mampu mentransfer kapasitas tersebut dari pendongeng kepada pendengar dongeng.

Satu, kecerdasan verbal linguistik. Menggambarkan kemampuan berbahasa baik secara aktif, pasif maupun keruntutan logisnya. Mendongeng sangat erat dengan pengembangan kecerdasan verbal linguistik. Ada kalanya pendongeng menggunakan alat bantu buku cerita, tinggal membaca, dengan penjiwaan.

Ada kalanya bosan membacakan buku dongeng, para jagoan kami kurang suka dibacakan buku. Mereka meminta kami mendongeng secara verbal bercerita tanpa buku. Nah ini menuntut improvisasi. Kemampuan menata kata, memainkan intonasi dan keluwesan diksi akan memperindah dongeng.

Pendengar dongeng sangat terkesan dengan kemampuan verbal linguistik. Sebagaimana kami mengagumi gaya mendongeng Bapak dan Ibu. Pada saatnya nanti mereka yang meracik dongeng buat buah hatinya.

Dua, kecerdasan logis matematis. Berhubungan dengan kemampuan menemukan dan memahami berbagai pola. Mendongeng juga seni meracik pola dari pola sederhana hingga kompleks.

Pada saat kami mendengar dongeng "Uthak-uthak Ugel" yang rakus. 'Makluk' tersebut tidak mau menerima air satu gelas, meningkat satu kendi, satu tempayan, namun minta satu sungai. Otak menata komparasi ukuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun