Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pesona Bendung Tirtanadi

4 Februari 2020   23:26 Diperbarui: 6 Februari 2020   05:01 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sesuatu yang sangat berbeda saat saya melewati kawasan Terminal Bus Tirtanadi Solo. Kali Pepe dengan bendung Tirtanadi tampil makin memikat. Apalagi dengan Papan Kawruh Tirta, mari belajar tentang sungai.

Secara bentang alam, Kota Solo berada di kawasan fisiografi cekungan. Berada di wilayah yang lebih rendah dari daerah sekitarnya. Berbatasan dengan Kali Bengawan Solo di sebelah Timur dan Kali Pepe yang mengalir membelahnya.

Menjadi daerah yang rentan terendam air saat muka air Bengawan Solo meningkat. Limpahan air berpotensi menyusup dan menghambat aliran Kali Pepe, menyebabkan beberapa titik di Kota Solo terendam.

Nah Kali Pepe menjadi sarana penata drainase Kota Solo. Mengalirkan air berlebih. Saat tertentu memerlukan bantuan pompa untuk membuang kelebihan air secara cepat.

Kali ini, tidak akan menyoal rancangan bangun drainase Kota Solo. Namun, lebih ke bagaimana Pemkot Solo mengintegrasikan sarana drainase, bendung dan mendandaninya hingga tampil molek. Minimal buat pelintas jalan menoleh hingga berhenti sejenak.

Langgam Kroncong Tirtanadi
Sengaja mencari YouTube Keroncong Tirtanadi karya komponis besar, Almarhum Gesang yang merupakan putra daerah Solo. Kali Pepe mendapat julukan Tirtanadi. Tirta bermakna air, nadi adalah pembuluh darah kehidupan.

Eyang Gesang mencakung di tepian sungai. Bercengkerama santai dengan warga Solo. Mendengar desir air masuk menerobos pintu bendung. Mengabadikannya dalam tembang.

Tirtonadi yang permai di tepi sungai
suatu kebun yang permai, indah dan ramai
itu suaranya air mendesir-desir
darilah pintu air, terjun menari
di sana tempatnya
rakyat seluruhnya melepaskan lelah
dan hibur hatinya
sepanjang lembah sungai teratur rapi
sungguh cantik dan permai di Tirtonadi

Pintu air Tirtanadi (dok pri)
Pintu air Tirtanadi (dok pri)
Taman Tirtanadi (dok pri)
Taman Tirtanadi (dok pri)
Melalui tandang gawe resik-resik kutha, ditatalah kembali Taman Tirtanadi di tepian Kali Pepe. Tepat di seberang Terminal Bus Solo yang bersolek megah.

Sarana rekreasi sosial, perekat silaturahmi komunitas warga setempat. Menjadi persinggahan para pejalan melepas lelah.

Taman Tirtanadi tepian kali (dok pri)
Taman Tirtanadi tepian kali (dok pri)
Wajah Tepian Kali Pepe
Berpuluh tahun silam, tata kota sekitar Kali Pepe terbilang sangat indah. Berada di dekat taman Balekambang dengan Partini Tuin dan Partinah Bosch yang keren. Wisata bantaran sungai, ameng-ameng pinggir Bengawan bukan hanya dongeng masa lalu.

Tepian Kali Pepe (dok pri)
Tepian Kali Pepe (dok pri)
Kini setiap pelintas Tirtanadi, dimulai dari jalan raya di dekat Terminal, pengunjung yang mampir ke sana akan disuguhi riverside, tepian sungai yang cantik. Cocok untuk bersantai di kursi panjang menikmati aliran air dengan memandangi langit senja. 

Terminal bus Tirtanadi di tepi Kali Pe (dok pri)
Terminal bus Tirtanadi di tepi Kali Pe (dok pri)
Bila ingin mendapat suasana lebih syahdu, pengunjung dapat berpindah ke sisi seberang. Lebih terhindar dari keramaian jalur bus yang padat, dan ebih dekat dengan pemukiman sehingga terasa interaksi dengan penduduk setempat.

Namun sayangnya, saya belum sempat mencoba praon, naik perahu kecil. Dari lini media mass yang saya lihat, di sana tersaji eksotiknya praon Kali Pepe saat malam. Sentuhan lampion sungguh menghadirkan rasa yang berbeda.

Papan Kawruh Tirta
Tirtanadi suatu pendekatan ekologis. Memandang dan memposisikan sungai sebagai nadi kehidupan suatu wilayah. Nadi secara keutuhan alam ciptaan. Kali sebagai nadi ekonomi suatu wilayah.

Bendung Tirtanadi bukan hanya bangunan fisik penata kecepatan aliran semata. Bendung dengan komponen khas yaitu bendung karet.

Bendung Karet Tirtanadi (dok pri)
Bendung Karet Tirtanadi (dok pri)
Kini bendung tersebut juga difungsikan untuk sarana edukasi. Namun, tidak setiap saat pengunjung dapat langsung menikmati. diperlukan izin terlebih dahulu untuk melaksanakan aktivitasnya. Semisal untuk diskusi dan belajar kawruh (pengetahuan) tentang tirta.

Belajar tentang sungai di Tirtanadi (dok pri)
Belajar tentang sungai di Tirtanadi (dok pri)
Menyimak dari pemberitaan media, di dalam bangunan Papan Kawruh Tirta terdapat aneka sarana belajar. 

Jembatan melintang untuk amatan dinamika muka air dimodifikasi menjadi jembatan kaca.

Terbayang apabila dibuka untuk umum tanpa peraturan yang ketat. Juga tanpa dibarengi dengan kesadaran pemeliharaan oleh pengunjung, pasti akan rusak. Biarlah, papan kawruh tirta dikelola dengan penataan yang khusus dan ketat. 

Toh setiap pengunjung juga dapat belajar dari penataan bantaran sungai. Mengamati desiran air dari pintu air, hingga keragaman hayati di taman Tirtanadi.

Pohon Kunta Bima di tepian Kali Pe (dok pri)
Pohon Kunta Bima di tepian Kali Pe (dok pri)
Seperti di jajaran tanaman Kunta Bimo (Kigelia africana). Kunta Bimo sebutan dari senjata gada milik Bimo bagian dari satria Pandawa. 

Sebutan lain dari tanaman tersebut adalah tanaman sosis raksasa, merujuk pada buahnya yang mirip sosis. Tanaman yang menjuntai ke tepian sungai, sarat buah. Membuat tepian kali Pe makin sejuk.

Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Sejenak di tepian Kali Pepe, menyesap kearifan lokal bendung Tirtanadi yang apik. Mau singgah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun