Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Nyabuk Gunung", Budaya Memuliakan Tanah dan Menekan Erosi

11 Desember 2019   14:01 Diperbarui: 11 Desember 2019   20:16 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani, merawat tanah merawat kehormatan (dok pri)

Tertinggal secuil hutan di puncak bukit (dok pri)
Tertinggal secuil hutan di puncak bukit (dok pri)

Ada interaksi timbal balik antara produsen dan konsumen yang mempengaruhi perilaku berolah tanah. Ada tuntutan konsumen-produsen yang memicu peningkatan erosi tanah. Erosi bukan hanya masalah produksi.

Dataran tinggi Dieng, merupakan salah satu laboratorium alam untuk amatan erosi tanah yang nyata. Selalu berdebar saat mengunjunginya tahun demi tahun. Kawasan hutan semakin sempit di puncak bukit. Bahkan beberapa bukit terbuka polos. 

Petani menggenjot produksi kentang memasok pesanan. Terengah menahan produktivitas yang kian melorot. Pada daerah dengan ekologi senada mencapai 20 ton per hektar. Produktivitas di wilayah ini mentok di belasan awal ton per hektarnya.

Begitu sering pendampingan teknis di lapangan berhadapan dengan struktur dan kebijakan yang berlaku di masyarakat umum. Tindakan teknis yang dilandasi oleh budaya setempat, lebih mudah diterima oleh pelaku agrobisnis. Erosi tanah merasuk ranah sosial budaya, bagian dari pilar humaniora.

Pemukiman dan penggundulan bukit (dok pri)
Pemukiman dan penggundulan bukit (dok pri)

Alangkah indahnya apabila kesadaran memelihara martabat, kehormatan dan memuliakan tanah ini menjadi milik bersama. Bersama merasa kewirangan, malu dengan erosi yang menelanjangi bumi. Mari bersama memiliki budaya "Nyabuk Gunung" memuliakan tanah dan menekan erosi.

Salam lestari

Catatan: Foto-foto, diambil dari kawasan dataran tinggi Dieng. Artikel apresiasi atas artikel sahabat kompasianer yang "Nyabuk Gunung" bersama masyarakat Tengger.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun