Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

[Event Semarkutiga] Untaian Doa dalam Dayok Binatur (Warisan Budaya Nasional dari Simalungun)

11 Juli 2019   15:38 Diperbarui: 11 Juli 2019   22:32 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Estafet doa melalui dayok binatur (dok pri)

Saat memasaknya juga dibutuhkan sifat jujur, teliti, tak diizinkan ada bagian atau potongan yang tertinggal agar dapat tersusun ayam utuh. Aha, dibutuhkan pengetahuan pemahaman anatomi tubuh ayam. Terdapat bahan khas saat memasaknya yaitu sari remasan batang sikkam (salam) yang dimemarkan.

Begitupun saat menyampaikan kepada penerima pada acara tradisi terasa khas. Pemberi, bisa bapak ibu memberikan kepada anak sebagai penerima. Beberapa pasang tangan saling memegang wadah dayok binatur. Terjadi transfer energi positif estafet doa antar generasi.

Relasi terhubung melalui dayok binatur (dok pri)
Relasi terhubung melalui dayok binatur (dok pri)
Mendengarkan narasi saat penyerahan sungguh merdu. Disampaikan dalam bahasa daerah, berisi nasihat dan doa untuk menggapai keteraturan. Tradisi ini sangat lekat, hingga para perantaupun tetap melestarikan tradisi. Merambah ke sektor bisnis dimana ada kebutuhan mengungkit jasa penyedia. Tidak hanya Simalungun namun suku Batak secara umum.

Doa keteraturan untuk orang yang dikasihi. Betapa dahsyatnya bila doa ini digerakkan secara nasional menjadi keteraturan bangsa. Pantaslah nilai filosofi dayok binatur dari Simalungun dinikmati menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) tingkat nasional, menjadi kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Relasi Keutuhan Pencipta dan Ciptaan
Sepiring dayok binatur, potongan ayam yang teratur sebagai keutuhan melambangkan relasi keutuhan pencipta dan ciptaan. Betapa sebagai titah, manusia bersandar pada penyelenggaraan Tuhan. Melantunkan doa untuk keteraturan hidup para anak-anaknya.

Dayok binatur dalam bingkai relasi keutuhan ciptaan (dok pri)
Dayok binatur dalam bingkai relasi keutuhan ciptaan (dok pri)
Relasi ini mengikat alam baik abiotik maupun biotik flora fauna. Perlambang doa melalui seekor ayam. Membutuhkan aneka bumbu termasuk pewarna alami yaitu kulit batang sikkam. Manusia, ayam dan tumbuhan bumbu rempah hidup di alam yang sama. Terbuhul pemahaman saling berinteraksi. Pendekatan ekologis, humanis mendasari relasi religius.

Mengait pada kultur antar suku, ada kemiripan dengan filosofi ayam/pitik ingkung dalam tradisi ritual Jawa. Dari ayam ingkung yang utuh dicuil, potong alami dengan tangan bahkan disuwir menjadi banyak bagian. Pun sari dari relasi keutuhan ciptaan model Bali yang terkenal dengan Trihitakarana. Tiga penyebab kebahagiaan yang bersumber pada hubungan manusia dengan sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Sang Pencipta.

Ternyata dari suapan makanan tak hanya asupan gizi dan citarasa yang didapat. Pembelajaran filosofi budaya juga dapat diserap. Menambah syukur 'gizi jiwa' dari kuliner Nusantara. 

Selamat bersantap.

Dok: Banner semarkutiga
Dok: Banner semarkutiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun