Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pesan Damai dari Minangkabau ke Minahasa

3 Maret 2019   19:26 Diperbarui: 4 Maret 2019   13:35 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman makam Tuanku Imam Bonjol (dok pri)

Di penghujung perang panjang, Tuanku Imam Bonjol sebagai pemimpin perang Padri yang menjadi gerakan melawan penjajah, berhasil ditangkap melalui gerakan tipu muslihat. Beliau diasingkan nun jauh dari bumi ranah Minang ke Manado.

Perang yang kemudian disesali baik oleh kaum Padri maupun kaum adat. Mengundang campur tangan pada masalah internal tidak menyelesaikan masalah, malah mengoyak persatuan masyarakat adat. Perang Padri menjadi kenangan heroik sekaligus traumatik bagi persatuan bangsa.

Tuanku Imam Bonjol mengalami pembuangan, semula di Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon. Terakhir ke Lotta, Pineleng Minahasa, dekat Manado. Disinilah beliau wafat dan dimakamkan di tempat pengasingan tersebut yang kini menjadi salah satu cagar budaya.

Pesan Damai dari Pineleng Minahasa

Halaman makam Tuanku Imam Bonjol (dok pri)
Halaman makam Tuanku Imam Bonjol (dok pri)
Pengasingan Tuanku Imam Bonjol di bumi Minahasa. Menempatkan seseorang muslim tentunya dengan beliau didampingi oleh beberapa pengikutnya. Relasi antara Tuanku Imam Bonjol dengan Sang Pencipta bersifat individual yang tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Berada di lingkungan mayoritas nasrani tidak menggoyahkan beliau.

Begitupun keyakinan masyarakat setempat. Hubungan vertikal dengan Sang Maha Kasih yang juga mewujud pada hubungan horisontal berupa relasi dengan sesama yang saling bertoleransi. Saling menghormati tanpa mengusik kepercayaan masing-masing individu. Tumbuh saling pemahaman untuk hidup berdampingan dalam damai.

Perjalanan panjang perang Padri, Tuanku Imam Bonjol dari Minangkabau dan masyarakat Pineleng Minahasa sudah membuktikannya. Memelihara perdamaian lebih indah dari pada mengusiknya. Sekitar cagar budaya terdapat beberapa masjid dan mushola. Begitupun di kota Manado, masjid berdampingan dengan gereja. Tentunya juga aneka rumah ibadah sesuai kepercayaan masyarakat setempat. Mari hidup berdampingan. Pesan damai racikan masyarakat Minahasa - Tuanku Imam Bonjol. Pesan damai dari Pineleng Minahasa. Menyatukan jarak dan budaya Minangkabau-Minahasa. Si tou timou tumou tou.

Salatiga, 3 Maret 2019.
Teriring salam damai
Prih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun