Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Sejarah G30S dalam Perspektif Reformasi Alternatif

2 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 2 Oktober 2021   10:07 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Squidgame juga mengajarkan bahwa orang lemah dan tidak berharga akan selalu dpermainkan. Apakah rakyat Indonesia akan menjadi peserta squid game berikutnya karena lilitan hutang? Baik lilitan utang negara maupun utang individu? Btw, Indonesia pada zaman ini sudah punya hutang sama IMF sejak tahun 50-an tidak jauh waktunya setelah IMF dibentuk.

 

 

Kesimpulan

PKI tetap salah walau seandainya hanya diperalat, karena melakukan tindakan biada tanpa pertimbangan moral dan nurani. Suharto salah karena menjual negaranya pada asing demi kekuasaan. Sukarno juga salah karena empati yang kurang pada rakyat dan angkuh menantang negara-negara besar. Meski demikian, mereka semua pasti punya kebaikan.

 Toh pada awalnya mereka satu paham yaitu memerdekakan Indonesia dari penjajahan. Perubahan skenario sehingga membuat mereka saling berlawanan, bertentangan dan saling menjatuhkan yaitu selain karena skenario dari globalis adalah karena takdir Tuhan agar membuat kita generasi penerus belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Artikel ini hanyalah narasi dengan argumentasi, boleh percaya boleh tidak. Tidak dianjurkan untuk 100 persen dipercaya. Boleh menawarkan argumentasi tandingan untuk memperkaya khasanah berpikir kita terhadap zaman. Jadikan referensi agar lebih bijaksana yaitu tidak mudah melabelkan stereotype negative ataupun terlalu naf melihat sesuatu tanpa mencari tahu alasan dan konsekuensinya agar menjadi pribadi cerdas yang tidak mudah terprovokasi.

Wallahualam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun