Ke-insecure-an Pemerintah bukanlah tanpa alasan, karena khawatir bahwa PKI akan mengganti ideologi dasar negara Pancasila menjadi ideologi komunis. Walau kalaupun PKI menang, Â belum tentu terjadi sih..
Tapi kenapa PKI bisa populer di mata rakyat sehingga dikhawatirkan memenangkan Pemilu? Nah, ternyata untuk mendapat simpati dari rakyat, PKI menggunakan strategi dermawanisasi. Seperti yang dilakukan "Kita Bisa" ini. Mirip juga sama caleg yang money politic gitu ya..  Berdasarkan kisah dari almarhumah ibu saya, saat beliau masih kecil  pada akhir tahun 60-an sering diajak nenek untuk ikut pertemuan rapat. Dalam pertemuan rapat tersebut nanti bisa dapat makan, cukup datang, mendengarkan, dan tanda tangan. Cuma nenek selalu menghindar kalau disuruh tanda tangan.
Beberapa tahun kemudian, orang-orang yang ikut pertemuan rapat dengan meninggalkan jejak tanda tangan ini ini dicari pihak berwenang lalu hilang. Padahal niat awalnya cuma ingin kenyang, tak disangka tanpa sadar telah menjadi bagian ideologi PKI. Lalu mati..
Bayangkan, pada tahun 60-an adalah masa sulit bagi rakyat negeri ini. Rakyat bahkan harus mengantri beras Bulog hanya demi bisa makan. Nilai rupiah kocar-kacir dan cari kerja susah. Bisa jadi karena ekonomi sulit oleh pemerintah yang berdaulat, PKI menjadi harapan baru bagi rakyat-rakyat kelaparan ini. Seperti jargonnya Sama Rata, Sama Rasa. Tapi kalau ekonomi lagi sulit, kok PKI bisa bagi-bagi makanan ya? Dari mana dananya?
Ketiga, Beristri banyak
Berbeda dengan Bung Hatta yang setia, Bung Karno malah mengoleksi wanita sebagai istrinya dalam sejarah tercatat ada 9 wanita yang pernah jadi istrinya. Bahkan beberapa diantara mereka difasilitasi hidup layaknya permaisuri. Ya, gimana gak bikin rakyat sakit hati? Ekonomi sulit malah presidennya hepi-hepi buang-buang uang negara untuk kesenangan pribadi.
Perbuatan ini dianggap bahwa Presiden tidak memiliki simpati terhadap penderitaan rakyatnya.Maka pecahlah demonstrasi mahasiswa seluruh Indonesia yang dapat kita tonton kisahnya dalam filme Soe-Hok Gie. Akibat dari ketidakpuasan atas pemerintah Sukarno saat itu.
Konspirasi CIA dan Orba
Politik konspirasi CIA-Orba ini sudah populer ya.. Juga pernah saya tulis dalam artikel sebelumnya. Pada intinya adalah transaksi politik Suharto dengan CIA untuk menurunkan Sukarno. Lalu menjadikan dirinya sebagai Presiden dengan Freeport sebagai balas jasanya. Disini CIA tidak mewakili Amerika secara keseluruhan.Jadi jangan Amerikafobia gegara CIA in.
Menurut hemat saya, CIA tidak hanya membantu Suharto melainkan juga PKI dengan tujuan siapapun yang menang gak masalah yang penting Sukarno lengser karena sudah bikin gerah. Analisa saya adalah bagaimana mungkin PKI bisa tiba-tiba sekuat itu? Menjadi partai populer pilihan masyarakat Indonesia dengan berbagi makanan dan senjata jika tidak ada bantuan asing? Bantuan asing dari mana? Bisa jadi CIA. CIA juga mungkin adalah dalang pembunuhan J.F.Kennedy yang notabene Presiden US saat itu yang sekaligus sahabat Sukarno. Toh, kalo bukan, masa sampai sekarang gak ketahuan siapa otak pembunuhannya?
Disisi lain, Suharto tidak semudah itu menjadi Presiden terlebih tanpa Pemilu. Karena dalam kemiliteran ada senioritas, dimana kalaupun kudeta atau terpaksa militer mengambil alih darurat militer, tentu yang jadi Presiden adalah Jendral dengan bintang tertinggi yang berkuasa. Padahal pada saat itu Suharto berpangkat apa? Maka disusunlah skenario untuk menyingkirkan para Jendral yang pangkatnya lebih tinggi dari Suharto melalui tangan PKI yang kemudian dikenal dengan peristiwa lubang buaya.