Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Sejarah G30S dalam Perspektif Reformasi Alternatif

2 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 2 Oktober 2021   10:07 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Skenario kedua adalah bagaimana membuat Sukarno untuk menyerahkan kekuasaan yang berdaulat kepada Suharto, maka terciptalah  Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). Sukarno merasa tertipu oleh Suharto, dimana pemindahan kekuasaan diktator suatu negara demokrasi tanpa pemilu.


Membaca Skenario Globalis

Skenario kekuasaan Suharto juga saya rasa hampir mirip dengan skenario kekuasaan Ibnu Saud ketika mendirikan Arab Saudi. Suharto memberikan Freeport kepada Amerika, sedangkan Ibnu Saud memberikan Palestina kepada Israel. Dengan imbal hasil sebagai penguasa di daerah yang mereka inginkan.

Pemerintah Amerika bisa jadi juga cuma alat untuk membuat suatu pemerintahan suatu negara kacau. Misalnya, tuduhan senjata nuklir di Irak untuk mengakhiri kediktatoran Saddam Husein yang nyatanya tidak terbukti. Moammar Khadafi di Libya, Taliban di Afganistan, Virus Covid-19 di Tiongkok tapi gagal,dan entah negara mana lagi. Skenario  yang mirip atau hampir sama agar mereka punya alasan untuk menginvasi negara tersebut dan melemahkan negara tersebut.  

Gestapu dan Squid Game

Squid Game adalah film bertema permainan bertahan hidup yang lagi populer di seluruh dunia. Sebelum film ini juga sudah banyak film yang populer terlebih dahu seperti Hunger Game. Biar mudah membaca sejarah, saya menganalogikan dengan film ini.

Pada awal kemerdekaan Indonesia,  terdapat 3 ideology besar yang diakui negara yaitu Nasionalis, Agamis, dan Komunis (Nasakom). Anggaplah ketiga ideology adalah grup permainan, yang hanya satu menjadi pemenang. Meskipun pada awalnya adalah ideology yang netral, komunis akhirnya menjadi Ideologi terlarang karena untuk meraih kekuasaan dengan menghalalkan kebiadaban. Maka tinggal 2 ideologi sampai sekarang yaitu Nasonalisme dan Agamaisme (baca: Islam)

Ideologi ibarat grup pemain, sedangkan individunya adalah pemain tersebut. Suharto bisa menang bukan karena menjadi bagian dari grup pemain tapi karena diam-diam berkoalisi dengan Bandar yaitu CIA yang mewakili globalis. Padahal individu lain seperti Semaun, D.N. Aidit dsb bergabung dalam grup komunis. Sedang Sukarno adalah  pemerintah berkuasa yang didalamnya terdapat grup ideologi Nasionalis dan Agamis.

Disisi lain, kalau hobi baca buku motivasi bahwa kemakmuran di bumi ini 1% orang menguasai 99% sumberdaya. Sedangkan yang 99% memperebutkan 1% sumber daya yaitu termasuk saya dan kamu. Ada kemungkinan CIA dijalankan oleh globalis yang termasuk 1 % orang ini.

1% orang penguasa dunia dalam banyak literatur diantaranya adalah keluarga Rostchild dan Rockefeler yang sudah kaya ratusan tahun. Bahkan katanya dengan mudah membuat suatu negara krisis ekonomi dalam semalam. Dengan kata lain, krisis ekonomi Indonesia pada tahun 60-an dan peristiwa Gestapu mungkin tidak lepas dari campur tangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun