mereka, perempuan-perempuanÂ
berselubung debu peradaban,
melangkah di atas puing-puing harapan
yang terhempas oleh riuh nasib,
dengan jari-jari perunggu
genggam sisa-sisa embun
menganyam sepi jadi tapak perlawanan
Oh, perempuan-perempuan itu
melangkah tegak dengan tangan baja
dalam retak-retak dinding hati
mereka membangun rumah dari sisa-sisa luka
oh, perempuan-perempuan itu
mencakar nasib dengan tangan telanjang
di atas tanah gersang mereka masih menari
masih menantang malam
2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H