mereka, perempuan-perempuanÂ
berselubung debu peradaban,
melangkah di atas puing-puing harapan
yang terhempas oleh riuh nasib,
dengan jari-jari perunggu
genggam sisa-sisa embun
menganyam sepi jadi tapak perlawanan
Oh, perempuan-perempuan itu
melangkah tegak dengan tangan baja
dalam retak-retak dinding hati
mereka membangun rumah dari sisa-sisa luka
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!