Rainie
Aku merasa, aku mulai menyukainya. Tapi aku tak mau mengakuinya, apalagi aku pernah bilang aku nggak akan jatuh cinta sama dia. Jika sekarang aku mengakui bahwa aku mencintainya, mau diletakkan dimana harga diriku?! Aku tak mau ia mengira ia telah berhasil meluluhkanku. Maka aku harus menyembunyikan perasaanku, jangan sampai Sun tahu aku mulai mencintainya.
Saat itu, aku sedang bercanda dengan temanku benny di depan kelas. tanpa sengaja aku melihat Sun sedang menatapku. Aku tahu itu tatapan cemburu. Aku berharap ia marah padaku dan mengatakan bahwa ia cemburu. Tapi ia nggak melakukan itu. Sun hanya tersenyum dan terus mengawasiku dari kejauhan. Aku nggak mengerti, kenapa dia tersenyum?
Sun
Gue kesel banget liat dia bercanda sama temen cowoknya. Gue tahu mereka Cuma temen. yang bikin gue cemburu, rainie tersenyum manis, tertawa lepas sama tuh cowok. padahal sama gue, senyum aja males. gue pengen datengin tuh cowok, tapi gue pikir lagi, gue bukan pacar rainie, gue nggak berhak marah sama cowok itu. Gue liat rainie bahagia kayak gini aja udah cukup, makanya gue senyum aja sama dia. Tapi dia malah memalingkan pandangannya dari gue.
Dia nggak pernah mau senyum sama gue. Gue pengen liat dia senyum ke gue, satu kali aja. Mungkin nggak akan pernah terjadi. Tapi gue ngerti, dia memang seperti itu.
Rainie
Aku nggak berani mengakui bahwa aku semakin mencintainya. Untuk menutupi perasaanku, aku pura - pura nggak peduli sama Sun.
Siang itu saat pulang sekolah, Sun hampir mengorbankan jiwanya untuk menolongku. Aku nggak bisa berkata apa - apa, aku terkesima dengan apa yang dia lakukan padaku.
Sun
Siang itu seperti biasa gue mengawasi rainie saat dia berjalan pulang. Gue tau dia ceroboh, makanya gue khawatir.