Mohon tunggu...
Novita Maria
Novita Maria Mohon Tunggu... Penulis lepas -

infodanproduk.com http://gudanginfodanproduk.blogspot.co.id/ Email : novitamariagassner@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Berjudi di Casino Bauksit!

22 Juni 2015   11:10 Diperbarui: 13 Juli 2015   07:15 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

¤

  • 4. Industri Baja Nasional belum sekuat industri Baja China, India dan Barat (catatan : Arcelor Mittal memiliki lebih dari 640 Hak Paten jenis Baja). Mereka telah melakukan penelitian hingga Nanopartikel teknologi pada industri logam. Menurut Pakar Metalurgi Senior dari Universitas Trisakti yang juga Pendiri Jurusan Metalurgi Universitas Indonesia, Rosfian A Dahar, industri Baja terpadu merupakan tulang punggung dan kunci kokohnya perindustrian suatu negara. Pengolahan mineral apapun mustahil tanpa adanya penggunaan komponen Baja. Industri Baja yang kuat akan menjamin lancarnya pasokan peralatan industri lainnya, termasuk industri Aluminium.

¤

  • 5. Tidak adanya titik temu antara Pemerintah dengan Pengusaha industri Bauksit lokal. Pemerintah menaruh curiga, bisa saja Pengusaha Bauksit hanya mengincar keuntungan besar semata tanpa melakukan pengembangan teknologi pengolahan Aluminium bila eksport Bauksit kembali diperbolehkan. Sebaliknya, Pengusaha Bauksit lokal juga sama menaruh curiga. Jangan-jangan Pemerintah main mata, guna mendapatkan pendanaan Politik, dari pemain Bauksit Internasional dengan cara meningkatkan porsi suplai Bauksit mereka dipasar dunia selepas pemain lokal diberangus izin eksportnya.

¤

  • 6.Tidak adanya perencanaan Road Map yang handal dan matang, mau dikemanakan kapasitas produksi Bauksit Indonesia tahun 2013? Sementara puluhan Ribu Ton alat-alat berat pertambangan Bauksit telah dibeli Pengusaha lokal dengan meninggalkan hutang dan beban bunga. Mau dikemanakan produksi Alumina yang dihasilkan nanti? Sedangkan lebih murah mengimport Alumina daripada membeli produksi dalam negeri yang untuk ongkos produksinya saja sudah diatas harga jual negara lain.

¤

  • 7. Negara-negara penghasil Bauksit lain juga melakukan langkah yang sama, melarang keluarnya Bauksit mentah. Tetapi, mereka melakukannya dengan bertahap dan sangat hati-hati, kasus per kasus! Mereka tidak ingin posisinya sebagai pengeksport Bauksit tergeser sementara mereka sedang membangun smelter besar-besaran. Pemain Bauksit di luar sana bisa bernapas lega pasalnya mereka bukan hanya berhasil mempertahankan posisinya tetapi juga sudah berhasil naik peringkat pasca indonesia menghilang dari pasar. Sebaliknya, Pemain Bauksit lokal kembang kempis, ada kewajiban membangun smelter tetapi tidak ada pemasukan sepeserpun dari penjualan Bauksit. Belum lagi tagihan demi tagihan datang menumpuk pasca pembelian alat-alat berat pertambangan.

¤

  • 8. Bukan hanya Indonesia saja yang sedang bergiat membangun Smelter Alumina. Perlombaan membangun smelter Alumina di banyak negara penghasil Bauksit menyebabkan Alumina dunia akan over suplai beberapa tahun ke depan. Jutaan Ton Alumina tidak terserap oleh kapasitas smelter penghasil Aluminium yang ada. Akibatnya, harga Alumina akan terjun bebas. Perlu diperhatikan, perkembangan Smelter untuk menghasilkan Aluminium di seluruh dunia tidak secepat pertumbuhan smelter penghasil Alumina dikarenakan beberapa negara memiliki kebijakan yang sama, tidak boleh menjual Bauksit tetapi boleh menjual Alumina, tidak perlu sampai mengolahnya menjadi Aluminium.

¤

Apa yang harus dilakukan agar sumber daya Bauksit tidak jatuh ketangan asing?

¤

  1. Berikan insentif Tax Holiday atas barang-barang import guna pengembangan industri Alumina kepada Penambang Bauksit yang membangun pabrik smelter.
  2. Batasi pendirian smelter agar tidak tercipta over suplai Alumina di pasaran internasional dan sekaligus tetapkan target produksi maksimal 20 juta Ton Alumina atau 10 juta Ton Aluminium/tahun.
  3. Buka kembali eksport Bauksit dengan kuota 40 juta Ton/tahun sampai beberapa tahun kedepan hingga semua hasil kuota Bauksit mampu diserap oleh smelter Alumina dalam negeri.
  4. Kran eksport hanya boleh melalui Eksportir yang membangun dan mengembangkan smelter. Industri Bauksit lain dapat menjual ke Pelaku industri yang mengembangkan smelter di dalam negeri untuk kemudian diteruskan menjadi komoditas eksport.
  5. Terapkan pengawasan ketat program pembangunan smelter. Laba eksport Bauksit hanya boleh dipakai untuk investasi pengembangan smelter di dalam negeri. Bila Eksportir Bauksit berani melarikan laba ke luar negeri hasil dari eksport Bauksit, kenakan UU TPPU (Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang). UU TPPU tidak berlaku untuk pembelian perangkat smelter dari luar negeri.
  6. Lakukan kebijakan yang memaksa terjadinya alih tehknologi dan permudah investasi industri logam mutakhir untuk pecampuran Aluminium dan juga penemuan-penemuan baru di bidang industri Aluminium.
  7. Dorong industri Baja nasional untuk dapat menjadi tulang punggung yang kokoh bagi penguatan industri mineral logam lainnya.
  8. Turunkan tingkat suku bunga Perbankan khusus bagi industri yang mengembangkan smelter.

----OOO----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun