"Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir." (Qs. Ali Imran : 141)
"Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)
2) Sebagai pembalasan atas kesalahan dan dosa.
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (Qs. Al Ankabut : 40)
3) Ujian bagi keimanan dan kesabaran seseorang.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta'' (QS Al Ankabut: 2-3).
"Maka siapa yang agamanya kuat, maka cobaannya juga berat. Siapa yang agamanya lemah, cobaannya pun juga ringan. Dan sungguh seseorang akan terus ditimpa cobaan, hingga dia berjalan di tengah-tengah manusia tanpa dosa sedikitpun". (HR. Ibnu Hibban)
4) Sebagai pilihan Allah yang terbaik.
Seringkali dalam pandangan manusia musibah adalah keburukan, namun ternyata itu yang terbaik Allah berikan untuk hambaNya. Dimana rencana dan ketetapan Allah itulah yang terbaik untuk kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah 216)
Bila setiap manusia menyadari bahwa setiap musibah dan ujian adalah yang terbaik buat hambaNya, yang dapat di ambil hikmahnya dan dinikmati. Maka bisa dipastikan seseorang akan dapat menghadapi musibah tersebut dengan senang dan hati yang tenang. Bukankah ketenangan merupakan representasi dari keimanan? Maka, mereguk hikmah dan keberkahan dari musibah merupakan hal yang patut menjadi sikap yang perlu dilakukan setiap Muslim.