Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melatih Anak Berbicara

20 Juli 2022   21:11 Diperbarui: 20 Juli 2022   21:35 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahagia sekali rasanya sebagai orang tua, bila mendengar celoteh buah hati kecilnya yang berumur satu tahun sudah bisa meniru, mengucap,  meneruskan lagu, atau  hafalan Surat Quran, pun tembang daerah pula. 

Puji syukur, aku telah mengalami hal itu pada kebersamaan aku dan anakku dari kecil hingga dewasa. Hal  itu bisa diusahakan semuanya dari awal, berkat ketelatenan dan kesabaran.

Mencintai   makhluk kecil yang datang di dunia sebagai  ciptaan Tuhan , yaitu anak kita yang lahir. 

Dari sinilah manusia kecil itu juga bangga dengan suaranya yang diperuntukkan dunia nyata, sesudah dunia perut ibunya yang hangat dan nyaman.

Anak saya sekarang sudah menjadi Dosen Satra Inggris, di suatu universitas negeri di kota saya dan sudah sertifikasi dosen. Suatu profesi yang mengharuskan  berbicara lincah dan banyak. 

Masa kecilnya banyak bersama saya sebagai ibunya karena ayahnya seorang jurnalis yang sering bertugas keluar kota. 

Jadi saya lekat betul perkembangan cara berbicaranya dari kata per kata.

Rangsangan Bicara

Menurut pengalaman, melatih anak berbicara itu banyak dipengaruhi oleh "rangsangan" yang diberikan kepadanya. 

Menyanyi menjadi suatu media yang mudah untuk memperkenalkan kata untuk memancing berbicara juga memasukkan perbendaharaan kata, yang menjadikan akrab dengan lingkungan. 

Saya memang senang menyanyi. 

Maka itu menjadi senjata saya. Setiap pagi datang, begitu buah hati saya membuka mata saya bilang " hay, assalamualaikum..... ini sudah pagi.... Bangun yuuk .... " lalu saya bernyanyi,

Setiap pagi hari, aku bangun sendiri

Segera aku mandi, sambal bernyanyi-nyanyi

Tak lupa gosok gigi, agar putih berseri

Badan segar kembali, karena bangun pagi


Itu lagu Bu Kasur yang legend, memang bagus bila untuk bernyanyi dengan anak, karena lagu-lagunya yang simple, mudah dihafal. Begitulah cara saya memperkenalkan pembicaraan. Lalu saya pun mempersiapkan mandi, berlangsungnya mandi sampai selesai mendandani terus menyanyikan lagu " setiap pagi Hari. 

Dan sesudah itu  kegiatan berlangsung biasa. Ketika tiba saatnya makan bubur pisang. Aku pun berkata, "Nah sekarang kita makan pisang ya?" "Yuk, duduk yang rapi berdoa pada Allah." "Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah.. hari ini mas akan maem buah pisang. 

Terima kasih atas rizki makanan yang kau berikan, berikan berkah ya Allah?" Dia belum bisa berbicara, tapi dia akan merekamnya di otaknya hingga suatu saat dia bisa bersuara, dia akan mengucapka hal ini pada saat-saat melakukan kegiatan itu. Maka kita harus konsisten dalam memberikan masukan  (entry) ini.

Ketika makan pisang berlangsung, aku pun menemaninya dengan menyanyikan lagu "Makan Pisang"

Jika kumakan pisang, tidak dengan kulitnya

Kulit kulempar keranjang, keranjang apa namanya

Keranjang Sampah, namanya

Begitu juga lagu "Makan Bersama",

Jikalau engkau makan dik, cuci tanganmu dulu

Menjaga kebersihan dik, agar sehat selalu

Banyak-banyak makan jangan ada sisa

Ayo makan bersama

Pada saat makan pisang dan membuang kulitnya,   kita juga harus menunjukkan keranjang sampahnya. 

Sehingga dia tahu bahwa itu adalah keranjang sampah meskipun dia belum bisa bicara." La, ini keranjang sampahnyaaa " kita mengajaknya tertawa dan diapun akan membalas tertawa, pertanda dia Bahagia. Lalu saya dan anak saya ke halaman, kita akan bernyanyi lagi,

Lihat kebunku, penuh dengan bunga

Ada yang putih, dan ada yang merah

Setiap hari kusiram semua, mawar melati

 Semuanya indaaah...

La dia akan tersenyum lagi. Kadang ada rengekannya pertanda dia menyuruh kita untuk menyanyikan lagi lagunya. Maka kita turuti saja, sambil kita membuat kesibukan kita itu ada iringan yang membuat gembira. Suara kita yang keluar saat menyanyi, 

bisa menjadi terapi healing kita dalam mengasuh anak yang tanpa henti itu, dan menjadikan sehat ragawi karena yang didalam hati bisa keluar melalui nyanyian itu. 

Kadang anak juga meminta kita menyanyi terus menerus, tapi bila kita capek, juga bisa bilang "Sebentar lagi ya dek, ibu capek istirahat dulu 10 menit nanti nyanyi lagi ya?" Hal itu juga untuk melatih kesabaran pada anak sejak dini dan disiplin waktu.

Disiplin

Pada waktu siang hari,  pada jam tertentu yaitu sekitar jam 11 siang, adalah waktu tidur sikecil. saya pun harus memberi kedisiplinan untuk tidur siang. 

Ada pembiasaan yaitu dengan membaca cerita. Adapun cerita yang wajib saya pilih adalah, buku cerita yang saya  beli dan persiapkan yaitu buku yang menceritakan kebiasaan anak sejak bangun pagi sampai tidur kembali. 

Bangun pagi, mengucapkan syukur pada Allah, lalu mandi dan sarapan sebelum ke sekolah lalu pulang sekolah, tidur siang dan bangun sore hari ikut menyiram tanaman, dan kegiatan sore hari adalah belajar untuk sekolah esok hari, dan malam hari langit berganti dengan sinar rembulan, untuk dipergunakan tidur agar badan segar esok harinya. 

Buku itu disertai gambar-gambar bagus tentang kegiatan anak tersebut. 

Meski masih kecil berumur satu atau dua tahun, cerita ini terus bisa menjadi cerita sebelum tidur siang juga tidur malam. Hanya dengan membacakan buku memperlihatkan gambarnya, anak sudah mengantuk dan tidur.

Bangun sore hari tinggal menerapkan yang ada di buku. Kegiatan apa yang dilakukan di buku itu. Dan malam hari menyanyikan lagu "Ambilkan Bulan",

Ambilkan bulan bu, ambilkan bulan bu

Yang slalu bersinar di langit, di langit

Bulan benderang, cahyanya sampai ke bintang

Ambilkan bulan bu, untuk menerangi

Tidurku yang lelap di malam gelap.

Dan si anak akan tidur bersamaan dengan lagu yang berakhir...

Menirukan kata terakhir lagu

Dalam merangsang berbicara, saya mengambil kata terakhir dari lagu misalnya kita simak lagu "Pagi Hari".

Setiap pagi hari, aku bangun sendiri

Segera aku mandi, sambal bernyanyi-nyanyi

Tak lupa gosok gigi, agar putih berseri

Badan segar kembali, karena bangun pagi

Dalam mengajarkan berbicara, saya menggunakan nada seperti bertanya pada akhir lagu, misalnya "Setiap pagi hari, aku bangun sen....?" "(diri )", nanti si anak akan menjawab lanjutan kata "sen..."  yaitu "diri" untuk melengkapi kata "sendiri "

 "Segera aku mandi, sambil bernyanyi... ? "Anak lalu menjawab lanjutan kata "nyanyi..." untuk melengkapi kalimat "bernyanyi-nyanyi". Begitulah sampai selesai lagunya.

 Pada awal pembelajaran ini, anak akan diam dulu karena belum tahu bahwa dia harus mengeluarkan kata. Biasanya yang telah terjadi berulang- ulang hanya mendengarkan lagunya. Nah sekarang harus meneruskan, maka anak diajari untuk melanjutkan dengan akhir lagu yang bernada tand tanya. 

Ketika anak bisa mengeluarkannya kita beri applause yang meriah. Anak akan bangga dan bersemangat mengeluarkan kata-kata itu. Terlihat sekali ekspresi anak akan kebanggaannya mengeluarkan kata-kata itu, yang harus terus diberi semangat (reward) dalam pencapaian masa ini.

 Saya mengajarkan hal seperti ini dengan bentuk: (1) Nyanyian lagu sehari hari, untuk membiasakan aktifitas kegiatan sehari-hari, (2)  hafalan Quran surat pendek, untuk membiasakan segi religiusnya, 

(3) Tembang jawa sebelum tidur, untuk memperkenalkan pada anak bahwa ada Bahasa Daerah yang digunakan sebagai Bahasa yang mendampingi bahasanya sehari hari. Kalau lagu Bahasa Inggris, atau Bahasa Asing, tetap dikategorikan pembelajaran di nomor satu diatas, yaitu lagu untuk membiasakan aktifitas sehari-hari. 

Kesemuanya itu dilaksanakan dengan sistim  pembiasaan , yaitu rutin dijalankan dengan disiplin  berdasarkan waktu sehari-hari dengan lagu. Metode yang dijalankan dengan 'Melanjutkan kata terakhir . Dari kata terakhir nantinya diperluas dua kata, tiga kata akhirnya bisa menyanyikan semuanya,dan bisa menerapkan sebagai kata-kata bicara sehari-hari.

Begitulah cara saya melatih bicara anak dengan memakai metode lagu, hafalan surat pendek dan tembang Jawa. Hasilnya sungguh luar biasa,  membanggakan dan membahagiakan hati. Ketika ada tamu, kita kenalkan dengan memancing, lagu Quran surat pendek, juga tembang, 

suara anak juga akan keluar dengan sendirinya. Hal ini juga melatih anak terbiasa tampil berbicara  di depan umum. Ayo jangan malu-malu selalu mengiringi kegiatan sehari-hari dengan bernyanyi, hidup menjadi lebih ceria, anak cepat berbicara.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun