Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tindakan Guru Mengawali Bulan Januari

1 Januari 2016   16:44 Diperbarui: 1 Januari 2016   17:24 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bahasa jawa disebutkan “Sapa sing tekun, ketekan sedyane “ – yaitu siapa yang tekun akan mendapatkan apa yang dicita-citakan. Begitu juga guru yang mempunyai suatu cita-cita, apabila dia tekun akan tercapai pula mimpi-mimpinya itu.

Integritas

Baru-baru ini Menteri Pendidikan dengan bangga mempersembahkan kepala sekolah seluruh Indonesia yang bernilai Integritas. Maka guru pun harus menanamkan integritas itu pada siswa. Jujur, adil, dan cinta tanah air. Perlu sekali menanamkan pada siswa bahwa NKRI harga mati, agar bangsa Indonesia selalu bersahaja di mata siapapun.

Memang guru dalam mewujudkan semua itu pun harus bangun dan bangkit, seperti Rusa yang setiap hari harus bangun pagi dengan lebih cepat dari yang lainya karena sekali Rusa lengah akan menjadi santapan Harimau yang lezat. Analogi ini diperuntukkan pada guru agar cepat-cepat bangun, sadar diri untuk giat belajar dan bekerja untuk anak didiknya. Memperbaiki semua pengajarannya, dan yang paling utama mengajarkan kejujuran pada anak didiknya. Dan membudayakan kejujuran ini dari lini manapun. Berkata jujur, menyampaikan dengan jujur, tidak mencontek, tidak bekerjasama saat ulangan ataupun ujian.  

 Jujur menjadi modal utama insan Indonesia yang berkemajuan. Negara yang berkemajuan bukan karena sedikit orang yang baik, tapi banyak orang yang baik tapi tidak mau menyampaikan pesan dengan jujur, tidak melakukan tindakan dengan jujur, tidak berkata dengan jujur. Maka negaranya menjadi mundur.

Jujur dan shaleh...... selalu!

 

Novi Saptina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun