Namun kini, Masya Allah, atas Rahmat dan izin-Nya saya sudah berada di tempat yang meninggalkan banyak sejarah. Tetapak kaki saya sudah berdiri tegak di komplek Jamarat ini. Tinggal beberapa langkah lagi saya sudah berhadapan dengan Jamrah Aqabah.
Diantara gemuruh suara langkah jutaan jemaah haji dengan berbagai bahasa yang berbeda, di antara alunan suara takbir dari mereka para Jemaah Haji yang sudah berhasil melempar Jumroh Aqobah, secara perlahan, penuh keyakinan namun debaran jantung masih terasa tak menentu.Â
Saya mengambil posisi berhadap-hadapan dengan Jumroh dan siap melempar di tengah padat serta sesaknya para Jemaah. Dengan tak henti dalam setiap langkah selalu memohon selalu diberikan kemudahan kepada Sang Pemilik Semesta.Â
Dengan bibir gemetar saya mengucapkan, Bismillahi Allahu Akbar. Saya melontar batu kerikil ke Jumroh Aqobah dan batu kerikil saya pastikan masuk ke dalam lubang Jamrah Aqabah, karena posisi saya persis berhadapan langsung dengan Jamrah Aqabah tanpa terhalangi oleh jamaah lain meskipun jemaah haji berdesakan seakan susah bergerak.Â
Namun saya dengan mendapatkan pengamanan dari suami terus mencoba bersabar mencari celah untuk bisa sampai ke paling depan. Melontar batu kerikil ke Jumroh Aqobah saya lakukan sebanyak tujuh kali sesuai tuntunan yang Rasulullah Saw contohkan.
Setelah selesai melaksanakan lontar Jumroh Aqobah sebanyak tujuh kali, saya dan suami bertakbir. Selanjutnya mencari posisi yang nyaman untuk bisa berdo'a dengan khusyuk agar terhindar dari para Askar yang melarang para jamaah haji berlama-lama di sekitar Jamrah Aqabah itu.Â
Berdampingan bersama suami, saya memanjatkan do'a sebanyak-banyaknya, segala rasa hati diungkapkan ke Sang Pemilik Hati yang Maha Mengetahui apa yang ada di dalam dada saya.Â
Dengan kedua tangan menengadah, posisi badan menghadap kiblat/Ka'bah. Posisi Ka'bah bisa ditengarai oleh Menara Zamzam tower. Sekira 20-30 menit saya menyambungkan hati kepada Sang Pemilik Hati di Jamrah Aqabah.
Usai bermunajat, saya bergandengan tangan dengan suami beranjak dari tempat berdo'a. Seraya bibir tak henti mengumandangkan takbir, takbir dan takbir.Â