Namun, hal itu tetap tidak membuat saya lega. Jadilah, sepanjang perjalanan saya hanya bisa berdoa meski juga tetap sambil menikmati pemandangan laut yang mempesona.Â
Satu hal yang membuat hati saya lebih tenang selama perjalanan, yakni salah satu penumpang kapal, yang notabene masih bayi, terlelap tidur dengan pulasnya. Melihat sang bayi yang tenang itu, hati saya pun tak jadi deg-deg-an jika mengingat kondisi kapal yang seperti sudah kelebihan muatan.
Lagi-lagi rejeki, saya tak menjumpai pengunjung lain di pulau ini. Alhasil, senja Pulau Moyo pun saya nikmati seorang diri tanpa harus berbagi dengan wisawatan lainnya.
Satu obyek wisata yang sangat terkenal di Pulau Moyo yang tak boleh terlewatkan adalah Air Terjun Mata Jitu. Air terjun ini cukup terkenal dengan ceritanya yang, konon katanya, pernah menjadi tempat persembunyian Lady Diana dahulu kala.
Menuju ke sana bisa ditempuh dengan dua cara. Pertama, berjalan kaki dengan jalurnya yang berbatu dan juga naik-turun khas pegunungan. Berjalan kaki mungkin bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam hingga 1.5 jam.
Kedua, mengendarai ojek motor dengan jarak tempuh yang lebih singkat, yakni 15-20 menit saja. Tetapi, jika mengendarai motor, tantangannya ada pada jalurnya yang terjal dan berbatu, membuat tidak nyaman untuk duduk di bangku penumpang.
Lalu, apa keistimewaan dari air terjun ini?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!