Setelah setengah matang, tak jarang adonan nastar juga sedikit retak di bagian atasnya. Tapi, jangan khawatir. Karena begitu keluar dari oven, suhu dari nastar akan langsung turun dan retakan tersebut pun akan menyusut dengan sendirinya.
Nastar pun kembali tertutup dengan rapi tanpa retakan sedikit pun.
Beri olesan
Setelah adonan nastar selesai dipanggang hingga setengah matang, diamkan adonan hingga benar-benar dingin. Nah, disinilah kesabaran kita diuji. Kita tak bisa langsung menikmati nastar ini karena belum matang dengan sempurna.
Jika memaksakan diri untuk memberikan olesan saat nastar masih panas, maka hasil olesannya tidak akan terlihat mulus. Bisa-bisa olesan tersebut justru terlihat tidak merata dan berbintik-bintik akibat serapan kuning telur di permukaan kulit nastar yang masih panas.
Sementara jika mengolesnya saat nastar sudah dingin, hasil olesannya akan tampak merata dan juga berkilau!
Lalu, apakah dioles dengan kuning telur saja cukup? Jawabannya tentu saja tidak!
Tampilan nastar yang merata dan berkilau memerlukan campuran kuning telur dan bahan lainnya, seperti susu cair, minyak sayur, madu, ataupun susu kental manis. Saya pribadi lebih menyukai campuran antara kuning telur dan susu kental manis daripada bahan campuran lainnya.
Oh ya, jangan lupa juga tambahkan sedikit saja pewarna kuning telur agar warna kuning dari nastar semakin terlihat.
Kira-kira begini takaran campuran bahan olesan untuk nastar:
- 2 butir kuning telur
1 sdm susu kental manis
4-6 tetes pewarna kuning telur
Berapa kali seharusnya kita mengoles nastar? Saya biasa mengolesnya sebanyak dua kali sebelum dipanggang lagi. Tahapannya adalah, oles seluruh nastar dalam satu loyang yang sudah dingin, lalu oles kembali seluruh nastar tersebut untuk kedua kalinya.