Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keteguhan yang Kurenungkan di Bawah Senja Skandinavia

15 Maret 2021   14:17 Diperbarui: 15 Maret 2021   15:26 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Nyhavn, Kopenhagen, di musim panas (Dokpri)

Tak ada yang salah. Setiap orang memang punya ceritanya masing-masing. Tapi aku memang seakan menang lotre, dengan Ibu dan keluarga yang selalu mendukung keputusanku.

"Ah, meski ini bukan senja di pantai Indonesia bagian Timur, senja Skandinavia terasa semakin sendu karena ingatan-ingatan itu", lanjut batinku sore itu.

Ingatan-ingatan yang membuatku berpikir, perempuan juga layak untuk bermimpi tanpa dihalangi kebebasannya. Dia berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia pun tahu, apa yang terbaik untuknya dan apa yang membuatnya bahagia.

"Alangkah indahnya jika setiap impian teman-teman perempuanku yang lain pun tak pernah ada yang membatasinya", pikirku berandai-andai.

Terus berlayar meski badai menerjang

Pemandangan Nyhavn, Kopenhagen, di musim panas (Dokpri)
Pemandangan Nyhavn, Kopenhagen, di musim panas (Dokpri)
Siang itu Nyhavn tampak sangat ramai dengan lautan manusia. Restoran-restoran pun penuh dengan para pelanggan yang menikmati teriknya siang itu dengan bersantap siang atau secangir kopi.

Tak lupa, kacamata hitam melengkapi penampilan mereka, pun juga denganku. Matahari memang terlalu terik siang itu, silaunya tak jarang cukup menyilaukan mata.

Kupandangi kapal-kapal yang terparkir di sepanjang pelabuhan. Kapal-kapal yang terdiam itu justru menambah riuh pemandangan Nyhavn dengan bangunan-bangunannya yang berwarna-warni.

"Kapal-kapal ini akan terus berlayar meski sedang terperangkap badai di tengah laut. Setidaknya, sang nahkoda akan terus berusaha menyelamatkan kapalnya yang terombang-ambing ombak ganas di lautan sana. Meki entah apa yang akan dihadapinya, setidaknya, segala upaya akan dilakukannya untuk menerjang badai", lamunku sambil terduduk diam di tepian Nyhavn.

Sama seperti perjuanganku hingga menginjakkan kaki di Skandinavia ini. 

Empat tahun berturut-turut aplikasi beasiswaku ditolak. Hingga dua dari dosenku pun tak lagi bersedia memberiku surat rekomendasi kala itu. Kuingatnya lagi samar-samar, aku pernah hampir menyerah, tak lagi ingin melanjutkan sekolah karena tak tahu bagaimana harus aku dapatkan surat rekomendasi itu. Aku masih ingat, menangis tersedu-sedu tanpa malu di depan dua kolegaku sore itu, tak tahu harus bagaimana lagi aku melangkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun