Maka, jikalau pun berbeda, kita tetap harus menghormatinya dan mengakui jika memang nilai-nilainya tak sama dengan budaya ada pada lingkungan kita. Bukan justru menghakimi perbedaan yang ada dan menganggap budaya yang satu lebih baik dari yang lainnya.
Menghormati dan mengakui perbedaannya justru akan memperkaya khasanah keberagaman budaya di dunia ini. Pengetahuan kita pun tentang budaya berbagai negara di dunia akan semakin kaya dengan memberikan pengakuan atas keberagaman ini.
Bagaimana mendapatkan pengalaman culture shock?
Saya pribadi seringkali mengalami culture shock karena merantau maupun karena berwisata.
Tidak perlu sampai jauh-jauh ke negeri orang untuk mengalami culture shock. Saat saya merantau ke Jakarta pun saya sudah merasakan culture shock.Â
Lalu, saat lagi-lagi harus kembali merantau ke Surabaya dari Jakarta, lagi-lagi saya merasakan culture shock. Bahkan di negeri sendiri pun kita masih bisa merasakan budaya masyarakat yang berbeda dari kampung halaman kita.
Setelahnya, saat bekerja dengan orang asing atau berteman dengan berbagai kawan dari pelosok negeri, lagi-lagi saya merasakan culture shock dengan karakter mereka yang juga kental akan nilai-nilai di kampung halamannya.Â
Ternyata, culture shock bukan hanya perkara berpindah tempat, tapi dari pribadi seseorang dari latar belakang yang berbeda pun bisa memberikan kita pengalaman culture shock.
Culture shock lebih saya rasakan saat merantau ke Negeri Panzer untuk studi. Kali ini lebih menantang karena bukan hampir dari semua aspek kehidupan dipengaruhi oleh budaya yang baru sehingga adaptasi pun menjadi lebih intens.
Apa saja kira-kira budaya di Negeri Panzer yang bisa membuat culture shock?