Siapa yang tidak mengenal Pulau Bali? Pulau yang dikenal dengan destinasi wisata terkenal di Indonesia, berbagai wisata keindahan alamnya yang sangat memukau yang membuat wisatawan selalu ingin berlibur ke Pulau Bali. Â Daya Tarik Pulau Bali yang menjadikannya sebagai kawasan pariwisata dengan berbagai pantai, sungai, hutan lindung, danau, penggunungan hingga persawahan yang nampak hijau dan memanjakan mata.
Pulau yang memiliki daya magnet yang sangat besar dalam menarik para wisatawan dari dalam negeri maupun dari manca negara ini telah berhasil menyumbang  kesuksesan dalam bidang ekonomi pariwisata di Indonesia.
Namun, di balik  keindahan pariwisata Pulau Bali, tersimpan hal pilu yang membuat hati merasa miris, terkhusus bagi pecinta lingkungan. Jutaan sampah yang tak terkendali telah mencemari berbagai kawasan di Pulau Bali. Keberadaan sampah plastik yang terbuang secara sembarangan ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak elok dipandang.
Problematika tentang sampah plastik semakin hari semakin bertambah. Â Sampah-sampah di kawasan sungai dan pantai Bali ini telah disorot oleh berbagai komunitas pecinta lingkungan di kawasan Bali hingga komunitas di luar negeri.
Hal tersebut dipublikasikan oleh @savethereef, organisasi atau komunitas pecinta lingkungan dan hewan. Dilansir dalam postingan video di Instagram @savethereef, Senin (29/3/2021) dalam captionnya menerangkan bahwa video tersebut direkam berlokasi di sebuah lahan baru Tabanan Selatan, Bali. Sebanyak 3 truk telah membuang sampah pada setiap harinya. Dikarenakan hujan lebat, sampah-sampah tersebut terbawa aliran hujan hingga masuk ke sungai Yeh Sungi (salah satu sungai paling tercemar di Bali).
Semakin hari, sampah-sampah tersebut semakin menumpuk di sepanjang bantaran sungai. Dikarenakan realokasi dana pengelolaan limbah dialihkan untuk penanganan tanggapan Covid-19, para masyarakat akhirnya tidak punya pilihan lain selain membuang sampah secara sembarangan dan illegal.
Kemudian terdapat video lain dalam postingan @makeachange.world, Rabu (2/5/2021) dalam captionnya menjelaskan bahwa sebuah penelitian baru yang dirilis oleh @scienceadvances dan @theoceancleanup mengungkapkan bahwa 80% dari polusi sampah plastic di laut berasal dari 1000 sungai yang ada di Bali.
Hasil penelitian tersebut berkesinambungan dengan postingan video sebelumnya pada Instagram @makeachange.world, Selasa (5/1/2021) dalam captionnya yang menjelaskan bahwa dalam video tersebut terekam kondisi pantai Kuta yang merupakan pantai terpopuler di Bali Selama beberapa waktu terakhir, pantai Kuta dipenuhi dengan jutaan sampah yang populasinya semakin membengkak. Wilayah bandara Ngurah Rai yang dibangun di atas tanah reklamasi diibaratkan sebagai teluk penahan sampah plastik yang mengalir diantara laut Jawa Bali Utara.
Dibutuhkannya instruksi dan infratruktur secara cepat dan tanggap dalam pengelolaan sampah ini. selain itu perlu ditegakkan kembali peraturan-peraturan terkait dengan pembuangan sampah maupun limbah supaya produksi sampah dapat dikendalikan.
Lalu siapakah saja yang tanggap akan  permasalahan ini? hadirnya komunitas Sungai Watch yang merupakan Komunitas pecinta lingkungan yang bekerja sama dengan gerakan Make A Change World. Komunitas  yang bergerak pada bidang perairan ini melindungi, membersihkan saluran perairan di Indonesia, khususnya di Pulau Bali. Dalam laman memberikan laporan bahwa komunitas Sungai Watch berhasil mengumpulkan 5,2 ton sampah dari bulan Agustus dan September 2020.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini adalah membersihkan saluran-saluran air yang terdapat di Pulau Bali, dari saluran drainase hingga ke sungai-sungai besar. Pembersihan sungai dari sampah-sampah plastik ini dilakukan setiap hari dan tak lepas dari keterlibatan masyarakat yang ikut dalam membersihkan sungai.