Tapi.... langkah kami di tahan oleh bapak yang tadi meminta data diri kami. Beliau meminta kami untuk masuk ke dalam masjid terlebih dahulu, berdoa agar diberi ke-ridho-an dalam perjalanan pendakian.Â
Saya langsung bingung apa yang harus kami lakukan. Kami melihat banyak ibu-ibu yang mulai berdatangan ke masjid seperti hendak melakukan pengajian. Dari kami ber 10, hanya 2 orang yang beragama Islam sedangkan saya dan teman yang lain adalah Nasrani. Disinilah letak keunikan dari Gunung Karang!
Saya pikir, bisa saja kami langsung mendaki tanpa harus berziarah ke dalam Masjid. Tetapi bagi saya, ini lah letak keindahan dari keragaman suku dan agama serta keyakinan di Indonesia.Â
Saya dan teman saya yang lainnya tetap melakukan himbauan dari petugas RT karena kami menghargai keyakinan warga setempat. Ternyata Gunung karang juga sering digunakan sebagai tempat ziarah, sedangkan tujuan kami murni hanya untuk mendaki.
12:30 WIB
Hari semakin siang, kami mulai pendakian. Jalur pada saat memulai pendakian, saya pikir masih mirip seperti kebun-kebun warga namun jalanan terus menanjak dan mengurang tenaga.Â
Waktu: 1,5 jam
14:00 WIB
Kami tiba di Pos 1, kiri kanan masih kebun-kebun warga. Pemandangan kota Cilegon mulai terlihat dari ketinggian. Sepanjang jalur hanya kami ber 10 sepertinya yang mendaki gunung ini. Sesekali kami menjumpai warga yang naik turun membawa hasil perkebunan sayur. Istirahat sebentar, perjalanan kami lanjutkan kembali.
16.30 WIB