“Apa kabarmu, Li Jun?” Sontak pertanyaan itu membuat Li Jun kaget.
“B..bagaimana kau tahu namaku?” Tanya Li Jun ketakutan bercampur penasaran.
“Tidak penting darimana aku tahu namamu. Apakah kau mau kuberitahu sesuatu?” Sesosok pria itu bertanya balik ke Li Jun.
“Apa itu?” Li Jun memasang wajah polos dan penasarannya.
“Tuhan telah mengikat jodohmu dengan sebuah benang merah. Kau lihat anak perempuan yang sedang berjalan itu? Dia adalah jodohmu, Li Jun.” Kata sosok pria itu.
Li Jun kemudian berbalik dan melihat seorang anak perempuan sedang menyusuri jalan sambil membawa sebuah lentera. Dia kemudian berkata ke sosok pria itu,
“Kau berbohong. Bagaimana bisa anak perempuan jelek seperti dia bisa menjadi jodohku?” Li Jun yang merasa tersinggung dengan pernyataan pria itu, kemudian secara sengaja melempar batu ke arah pria itu. Namun, secara ajaib, batu itu memantul dan kemudian mengenai anak perempuan yang sedang berjalan itu. Anak perempuan itu kemudian tertuduk di tengah jalan sambil menangis.
“I..itu bukan salahku, aku hanya bermaksud melemparnya ke arahmu.” Kata Li Jun ketakutan dan akhirnya berlari meninggalkan sosok pria itu.
Sesampainya di rumah, Li Jun langsung berlari menuju kamarnya dan menangis sejadi-jadinya. Setelah malam itu, Li Jun mulai melupakan kejadian yang pernah dia alami dan kembali menjadi Li Jun yang senang bermain.
Beberapa tahun kemudian, Li Jun tumbuh menjadi lelaki dewasa yang rupawan dan memiliki tubuh sekuat prajurit. Sifat masa kecilnya yang suka sekali bermain, tidak tampak pada wajahnya. Tidak salah orang tuanya memberi dia nama Li Jun. Namun, sampai usianya yang menginjak usia pernikahan, Li Jun belum juga memiliki istri. Li Jun masih merasa kalau dirinya belum menemukan calon istri yang sesuai untuknya.
Akhirnya, orang tua Li Jun memutuskan untuk menjodohkan Li Jun dengan anak gadis dari sahabat mereka. Li Jun yang tidak mau menolak keputusan orang tuanya, akhirnya menerima perjodohan itu.