Ucapan Cika mengiris hati Radit. Tangan yang memegang pisau itu gemetar. Di balik dendamnya, masih ada rasa cinta yang tak bisa ia hilangkan begitu saja.
Dengan pisaunya, Radit menunjuk ke arah Pras. "Gue masih bisa maafin dia, saat gue tau kalau ibunya yang udah ngerebut bokap dari nyokap gue. Dia ambil kebahagiaan keluarga gue. Tapi, setelah dia ambil lo dari gue.. gue udah ngga bisa lagi maafin dia."
"Radit, gue minta maaf. Untuk semua itu, tolong maafin gue!" ucap Pras sambil menahan perih di lengan kirinya.
Radit menjatuhkan pisaunya. Menahan sisa amarah dengan mata yang berkaca-kaca, ia memilih untuk pergi begitu saja. Dalam diamnya, ia membawa segenap luka dan dendam yang terlanjur memenuhi ruang hatinya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H