Malam itu angin sepoi menyelinap ke dalam dapur tua keluarga Arkana. Piring-piring yang tersusun rapi di lemari kayu tampak biasa saja, kecuali satu piring porselen yang tampaknya berbeda.
Piring itu berkilau di bawah sinar rembulan, dan di balik cahayanya, tersimpan rahasia kuno yang tak pernah terungkap.
Raka adalah putra satu-satunya di keluarga Arkana, yang saat itu sedang membersihkan dapur. Kedua tangannya gemetar saat menyentuh piring porselen itu.
"Kenapa piring ini hangat?" Kedua mata Raka terbelalak melihat kilauan halus di permukaan piring. Saat itu juga, piring mulai bergetar, seolah hidup. "Eh, apa ini?"
Piring itu bersinar terang. Perlahan sinar itu mengembang, dan di hadapan Raka piring itu berubah menjadi seorang gadis cantik. Rambutnya panjang berkilau, kulitnya sehalus porselen, dan matanya berwarna seindah kilauan bulan.
"Hai, Raka! Aku Diana, dan aku telah menunggumu."
Raka hanya terdiam, mulutnya tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Gadis itu benar-benar nyata di hadapannya, namun bagaimana mungkin piring porselen berubah menjadi manusia?
"Kamu.. kamu siapa? Dari mana kamu tau nama aku?"
"Aku piring milik keluargamu. Sejak dulu kala, aku sudah berada di sini, menunggu saatnya untuk bertemu dengan kamu."
Semenjak kejadian malam itu, setiap malam Raka akan menemui Diana di dapur. Mereka berbicara tentang banyak hal, termasuk rahasia yang disimpan Diana selama berabad-abad sebagai piring porselen.