"Aku bukan piring biasa," ujar Diana suatu malam. "Dahulu, aku adalah seorang putri dari kerajaan jauh. Tapi karena kutukan, aku terperangkap dalam bentuk piring. Hanya cinta sejatilah yang bisa membebaskanku."
"Diana, tapi aku rasa.. Aku rasa aku sudah jatuh cinta sama kamu."
Diana pun tersenyum, "Raka, aku juga merasakan hal itu. Tapi, kita tidak bisa bersama selamanya."
"Apa maksudnya, Diana? Kenapa kita ngga bisa bersama?"
"Aku bukan manusia, Raka. Kutukanku masih berlaku. Aku tak bisa hidup di dunia ini lebih lama, waktuku terbatas."
Raka terdiam, sesungguhnya ia tak ingin kehilangan Diana, namun ia tak tahu harus berbuat apa.
"Tapi ada satu cara, jika kamu memang mencintaiku, jika kamu bersedia berkorban demi aku, mungkin.. aku bisa terbebas dari kutukan ini." lanjut Diana.
"Apapun yang harus aku lakukan, aku akan mencobanya, Diana."
Waktu berlalu, Raka menyiapkan segalanya sesuai petunjuk Diana. Akhirnya malam purnama yang dinanti telah tiba, Raka berdiri di bawah sinar bulan bersama Diana yang berwujud piring porselen.
Piring itupun bersuara, "Kamu harus memecahkan piring ini! Tapi ingat, ini sangat menyakitkan bagiku. Jika berhasil, aku akan terbebas dari kutukan ini dan bisa hidup sebagai manusia selamanya."
Raka memandang piring itu, tangannya gemetar. Ia takut akan menyakiti Diana. "Apa kamu yakin ini satu-satunya jalan?"