Setelah beberapa menit, hanya Doni yang tersisa, memandangi anak buahnya yang tergeletak tidak berdaya.
Doni mulai melangkah mundur, "Laras, dengar! Kita bisa omongin dulu, semua ini salah paham. Saya ngga pernah bermaksud membunuh Damar!"
"Kamu yang suruh mereka," ucap Laras dingin, mendekat perlahan. "Kamu bertanggung jawab atas kematiannya."
"Oke, dengar! Kamu mau uang? Saya bisa kasih kamu banyak uang. Kamu ngga perlu melakukan ini!"
Laras berhenti tepat di depan Doni, menatapnya dengan penuh kebencian. "Uang ngga bisa menghidupkan Damar lagi."
Dan kali ini, Laras menodongkan sebuah pistol tepat di kepala Doni. Bersiap menarik pelatuknya. Tapi sebelum itu, suara langkah terdengar dari belakangnya.
"Laras, cukup!"
Laras berbalik, melihat sosok temannya yang bernama Fery berdiri di pintu. Fery yang selama ini membantu Laras menyusun rencana, melangkah menghampiri tempat Laras berdiri.
"Ini bukan kamu, Ras. Jangan menjadi seperti mereka!"
Laras terdiam sejenak, dan menurunkan pistolnya. Ia tahu Fery benar. Damar tidak akan suka jika ia berubah menjadi monster seperti orang yang membunuhnya.
Akhirnya Laras melepaskan Doni. Ia mundur perlahan, memandang wajah Doni yang pucat. Tanpa berkata apapun, ia berbalik dan melangkah keluar, meninggalkan Doni yang masih gemetar.