Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serat-Serat Luka (2)

17 September 2024   10:28 Diperbarui: 17 September 2024   11:57 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan sampai pada saatnya, Aditia dan Hana mengulangi indahnya satu malam yang dulu pernah mereka lalui bersama. Bahkan kali ini, keduanya tak dapat dikendalikan lagi oleh akal sehat.

Segenap kerinduan Hana yang tertahan selama bertahun-tahun, akhirnya tercurahkan malam ini. Ia berikan seluruh cintanya hanya untuk Aditia dan berkali-kali ia bisikkan kata cintanya di telinga lelaki itu.

"Makasih Han, aku selalu tau kalau kamu sayang sama aku. Makasih udah mau nunggu aku." di akhir kalimatnya, sebuah kecupan mendarat di dahi Hana, wanita yang kini tengah berada dalam rangkulan Aditia.

"Aku terlalu cinta sama kamu, Dit.. sampai rasa itu mengalahkan kebencian dan sakit hati aku. Makasih karna ada di sini buat aku." ucap Hana sambil mendongak menatap kedua mata Aditia, sekaligus menyentuh lembut wajah lelaki itu.

Keduanya saling memandang dalam, menyiratkan sejuta arti yang mungkin hanya dimengerti oleh mereka berdua. Aditia dan Hana menyadari dengan sepenuhnya bahwa apa yang mereka lakukan saat ini didasari oleh cinta, dan bukan untuk bersenang-senang.

Aditia dan Hana akan tetap bertahan menjalani hubungannya, meski di hadapan semua orang mereka harus kembali menyembunyikan hubungan itu.

Tak ada yang mampu menghalangi terjadinya hubungan terlarang itu. Karena semakin mengenal Hana, Aditia semakin jatuh cinta dan tenggelam dalam lautan asmaranya.

Mengapa tidak sejak dulu saja Aditia mencintai Hana? Justru sekarang setelah dirinya memiliki seorang istri, ia baru menyadari bahwa Hana adalah wanita yang patut mendapatkan cinta dan perlindungannya. Takdir telah mempermainkan mereka, memutar balikkan hati seseorang di saat yang sebenarnya sudah tidak tepat lagi.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun