Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serat-Serat Luka (2)

17 September 2024   10:28 Diperbarui: 17 September 2024   11:57 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hana menarik napas dalam-dalam sebelum duduk di kursinya. Tangannya terasa bergetar, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. "Dit, aku ngga bisa terus-terusan kayak gini. Aku nggak bisa terus menghindar dan pura-pura kalau semuanya baik-baik aja. Karena nyatanya, semuanya ngga baik-baik aja."

"Aku tau, Hana. Aku minta maaf. Aku tau kalau maaf ngga akan cukup untuk menghapus semua sakit hati kamu. Tapi aku benar-benar menyesal."

"Minta maaf?" Hana tertawa pahit. "Maaf itu ngga akan mengubah apa-apa. Kamu udah nikah, dan aku... aku ngga bisa terus membohongi diri aku sendiri."

Aditia merasakan hatinya hancur mendengar kata-kata Hana. Ia tahu bahwa apa pun yang ia katakan, tidak akan pernah bisa memperbaiki keadaan.

"Aku tau. Aku ngga punya hak untuk meminta kamu memaafkan aku, tapi.. Hana, aku juga ngga bisa bohong lagi. Aku jatuh cinta sama kamu."

Kalimat itu justru melukai Hana lebih dari apapun yang pernah ia rasakan. "Tapi, kenapa dulu kamu pergi gitu aja? Kamu ninggalin aku tanpa aku tau apa salah aku."

Aditia tak bisa menjawab. Ia hanya bisa menatap Hana dengan perasaan bersalah yang begitu dalam. "Aku.. aku bodoh, Han. Aku salah, harusnya aku lebih bisa menghargai kamu, menghargai hubungan kita dan ngga menganggap semua itu main-main."

Hana menggigit bibirnya, berusaha menahan isak tangisnya. "Dan sekarang, apa yang kamu mau? Walaupun aku maafin kamu, tapi aku ngga bisa ngelupain semua sakit hati yang kamu kasih buat aku."

"Aku nggak tau, Hana. Yang pasti aku menyesal, dan sekarang aku ngga bisa berhenti mikirin kamu. Dan rasanya juga ngga adil kalau aku meminta kamu untuk terus menunggu aku."

Hari-hari masih terus berlanjut, sejak perbincangan keduanya waktu itu, kini Hana dan Aditia justru semakin akrab. Mereka memilih untuk mengikuti alur yang membawa hubungan mereka dan berdamai dengan masa lalu.

Hingga akhirnya Aditia tak bisa lagi menahan diri, dan menjadikan Hana sebagai kekasih gelapnya. Hana pun rela menerima keadaan itu, yang terpenting baginya adalah kini Aditia telah berada di sisinya, mengganti hari-hari sedihnya di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun