"Aku pernah dekat sama dia. Tapi, belum pacaran sih. Cuma, aku memang suka sama dia. Sukaaa banget... Waktu itu aku dengar dia mau nikah. Malamnya, aku samperin dia ke kantor. Niatnya mau bilang kalau aku suka sama dia. Ternyata, dia udah di parkiran mau pulang. Aku panggil dari seberang jalan, dia nengok dan bales ngelambai tangan. Tapi, aku malah ditabrak mobil dan.... meninggal di tempat."
"Jadi, kamu beneran udah mati?"
"Hmm... Maaf ya, udah bikin kamu kaget sampai pingsan gini."
"Tapi... kenapa aku bisa lihat kamu?"
"Entahlah!" jawab Eva sambil menaikkan bahu. "Yang jelas, aku ngga akan melewatkan kesempatan ini."
Tanti meminta agar Eva tidak mengganggu mereka. Tapi ternyata, Tanti juga tidak tega menolak permintaan Eva untuk meminjam tubuhnya sebentar saja. Eva ingin berbicara langsung pada Angga tentang apa yang ingin disampaikannya. Sekaligus ingin mendengar tanggapan lelaki itu.
Hari ini kondisi Tanti masih lemah, Eva juga tak ingin memperburuk keadaan. Ia memutuskan kembali dua hari lagi.
Akhirnya hari yang dinanti Eva telah tiba, Tanti sudah sepakat untuk tidur lebih awal sebelum Angga pulang kerja. Agar Eva dapat masuk ke dalam tubuh Tanti dan menyambut kedatangan Angga.
Dengan wajah Tanti, Eva tak berkedip memandangi wajah Angga yang kini sedang menikmati makan malamnya.
"Kamu kenapa senyam-senyum terus ngelihatin aku? Ngga makan?"
Wanita itu menggeleng lalu bertanya, "Oh iya, kenapa kamu ngga pernah cerita sama aku soal Eva?"