Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pertemuan di Meja Makan

25 Februari 2024   08:18 Diperbarui: 28 Februari 2024   14:07 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hmm.. Iya Bu, bisa kok. Besok saya ke tempat Ibu. Nanti tolong di sms saja ya Bu alamatnya."

Tasya menghela nafas. Haruskah ia berharap dapat bertemu kembali dengan lelaki itu? Lelaki yang baru sebentar dikenalnya namun sukses memberinya luka berkepanjangan.

Sabtu malam kini telah tiba. Setelah mengatur nafas dan meredam rasa gugupnya, akhirnya Tasya menginjakkan kakinya di rumah itu. 

Tentu saja di sana ada Bu Linda, suaminya dan juga Luna. Tanpa banyak basa-basi lagi, mereka telah duduk bersama di meja makan bundar itu.

Masih ada dua kursi kosong di sana. Namun akhirnya kedua kursi itu terisi, oleh lelaki itu yang ternyata datang juga, bersama wanita yang kini telah menjadi pendampingnya.

Betapa hancurnya Tasya. Ia hanya dapat menggigit bibirnya sendiri, menahan air mata kebodohan. "Ini bukan waktu dan tempat yang tepat untuk menangis!" batinnya mengaduh. 

Sementara lelaki itu buru-buru mengenakan topengnya. Mati-matian menutupi keterkejutannya mendapati Tasya berada di sana. Sekaligus bersandiwara seolah saat inilah pertama kalinya mereka berjumpa.

"Sayangnya anak laki-laki kita cuma satu ya Pah. Kalau ada satu lagi, pasti kita jodohin sama Tasya." ucap Bu Linda kepada suaminya.

"Hmm, betul itu." angguk sang suami sambil mengunyah makanannya, tanda menyetujui ucapan itu.

Sungguh kalimat tak terduga yang membuat Tasya tercengang dan spontan menatap kepada Rudi. Dan di saat itu, sekejap pandangan mereka beradu.

Seusai makan bersama, Bu Linda dan suaminya mengajak Tasya berbincang di ruang tamu. Sampai pada waktunya Tasya untuk pamit. Dan entah mengapa Bu Linda lantas memanggil Rudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun