Hingga tak sengaja kedua mata Bara menangkap keberadaan sebuah foto seorang lelaki dengan pakaian wisuda, terpampang dalam bingkai di atas meja marmer di sudut sana.Â
Membuat Bara kehilangan fokus dalam obrolannya bersama nenek Fatan. Namun remaja itu tak berani bertanya tentang apa yang mengganggu pikirannya.
Akhirnya Fatan muncul juga, menggantikan neneknya yang beranjak. Mempersilahkan keduanya berbincang santai. Fatan juga membawakan sebuah gitar akustik ke pangkuan Bara, ia ingin Bara menunjukkan kebolehannya memetik gitar. Namun sebelum itu, Bara bertanya tentang foto itu.
"Itu... foto bokap lo ya Tan?"
Fatan pun menoleh ke arah yang ditunjukkan Bara. "Bukan. Itu om gue. Adiknya nyokap."
"Ini, lihat deh!" seraya memegang ponselnya untuk menunjukkan sesuatu kepada Fatan. "Mirip ngga sih?"
"Lho. Kok lo bisa bisa punya foto ini Bar? Ini ya om gue. Orang yang sama kayak di foto wisuda itu. Nenek gue juga punya foto yang ini."
"Kata nyokap, ini foto bokap gue Tan... Namanya Kris bukan?"
"Hah? Serius lo???"
Setelah menjawab pertanyaan Fatan, Bara kemudian melanjutkannya dengan bercerita sedikit tentang latar belakangnya. Dan hal itu semakin membuat Fatan penasaran. Apa benar semua yang diceritakan oleh Bara?
Malam hari yang ditunggu Fatan akhirnya tiba. Ketika sang paman terlihat sudah lebih santai, ia beranikan diri untuk bertanya di sela-sela perbincangan hangat mereka.