Tahun 1997, di usianya yang ke 14 tahun Ayola tercatat sebagai siswi kelas dua SMP yang memiliki kepribadian baik. Baik dalam artian luas adalah dirinya tidak pernah terlibat kenakalan remaja yang mungkin rentan dilakukan anak seusianya. Ayola menjalani hari-harinya dengan penuh tanggung jawab dalam tugasnya sebagai seorang anak di rumah dan perannya sebagai siswi di sekolah. Dia tidak suka neko-neko. Pulang sekolah langsung pulang dan pintar mengatur waktu, kapan dia harus mengerjakan PR, membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah dan kapan waktunya untuk bermain dengan teman-temannya.
Ayola memang gadis yang menarik, meski parasnya tak secantik artis di televisi tapi Ayola memiliki daya tarik tersendiri. Otaknya encer, tak sedikit guru di sekolah yang tampak menyayanginya. Ayola juga humoris, senang bercanda. Dirinya selalu dapat mencairkan suasana saat kumpul bersama teman-teman. Saat dirinya tak kelihatan, pasti ada saja temannya yang merasa kecewa.
Begitulah sekilas tentang latar belakang Ayola. Gadis berambut bob dengan kulit sawo matang, pagi itu begitu bersemangat memulai harinya. Bagaimana tidak, hari Sabtu adalah hari terakhir dalam satu minggu dirinya beraktivitas di sekolah. Dengan seragam pramuka, Ayola sudah siap berjalan kaki menuju sekolahnya yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya.
Hari itu Ayola juga iseng nyamperin sahabatnya, sekalian lewat dan siapa tau si Dion belum berangkat. Jadi, bisa berangkat sama-sama.
"Dion... Dion..."
"Hei Ayola, sini masuk. Duduk dulu! Dion lagi siap-siap."
Setelah mengiyakan ucapan mama Dion, Ayola mengambil posisi duduknya pada salah satu kursi teras sambil mengamati kegiatan mama Dion yang sedang merapikan susunan pot tanaman di sana. Tak lama, Dion yang ditunggu akhirnya muncul juga. Lantas Ayola bersama Dion bergegas pamit dan meninggalkan rumah Dion.
Meski tak sekelas namun keduanya sudah bersahabat sejak masih di kelas satu. Padahal dulu mereka juga tidak sekelas, tapi siswa-siswi angkatan tahun ini memang luar biasa kompaknya. Maka tak heran jika mereka saling mengenal satu sama lain meski tak pernah sekelas. Sosok Dion yang konyol memang sangat pas dipadukan dengan Ayola. Anak lelaki yang satu ini memang agak lain, senangnya main dengan anak-anak perempuan.
"Sore mau main ngga, Yol?"
"Hmm... mau sih. Kalau gue ngga kemana-mana, nanti gue samper deh."