Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Roman Artikel Utama

Cerpen: Terakhir Kali di Stasiun Poris

28 Desember 2023   08:59 Diperbarui: 28 April 2024   14:22 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu saja, tanpa berpikir lama-lama lagi. Jari jemarinya seolah tersihir mengetikkan kata demi kata untuk menjawab pertanyaan Maurin.

"Bisa. Mau makan di mana?"

Maurin yang tak yakin pesannya akan dibalas oleh Baskoro, tak kalah terkejut ketika lelaki itu benar-benar membalas pesannya. Alhasil mereka sepakat untuk bertemu, hanya makan siang bersama. Hanya sebatas itu dan tidak lebih. Begitulah kesepakatannya.

Baskoro tak berkedip memandangi wajah wanita yang semalam hadir dalam mimpinya. Kini wanita bertubuh mungil itu ada di hadapannya. Jarak keduanya hanya dibatasi oleh meja makan. Maurin yang sibuk mengaduk soto mie dalam mangkuknya, tak menyadari dirinya terus dipandangi.

"Kamu sering makan disini, Bas?"

Baskoro tersentak dan mengedipkan matanya, "Ngga juga." jawabnya singkat. Dia langsung menunduk untuk memulai suapan pertamanya. Begitu pun Maurin yang hanya tersenyum dan kembali menikmati makan siangnya.

Dua insan yang sama-sama masih memendam perasaan itu, berbincang kembali ketika keduanya telah selesai dengan makanannya masing-masing. Namun tak ada lagi kata cinta seperti dulu, tak ada pula kata rindu yang berani terlontar dari bibir mereka. 

Semua kata manis hanya dapat tertahan dalam sesaknya dada mereka. Hingga akhirnya setetes air mata terlihat di ujung mata Maurin.

"Jangan nangis Rin, aku ngga mau ketemu lagi kalau kamu nangis."

"Iya ngga." dengan punggung tangan Maurin menyeka air matanya dan dengan senyum yang dipaksakan dia memandang wajah Baskoro.

Di penghujung sore mereka akhiri pertemuan itu. Baskoro pun mengantarkan Maurin sampai di stasiun terdekat. Mengingat Maurin terbiasa beraktivitas menggunakan transportasi umum KRL. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun