Mohon tunggu...
Yohanes Budi Tri
Yohanes Budi Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Human being

Faktanya: genderku laki2, tinggi 174, bobot 60 dan mata sebelah kanan minus 14.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perspektif dan logika

30 Juni 2018   09:50 Diperbarui: 30 Juni 2018   10:09 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Dia suka aku. Apakah itu benar?  hal itu benar bila gadis itu bilang langsung kekamu. Bukan benar dari pikiran mu sendiri. Jadi kalau tdk ada bukti ttg kebenaran yg diucapkan oleh suatu obyek secara langsung, itu belum pasti benar.

2. Dia gadis cantik. Apakah itu benar?  cantik menurutmu itu seperti apa?  Apakah kamu sudah bertatap muka dan menjalani bbrp hari denganya? Kenyataanya adalah kamu Tdk sperti itu. Itu adalah pengambilan keputusan yg cepat atas kesan pertama.

3. Jatuh cinta. Mungkinkah? Secepat itu. Aneh dan harus benar-benar dipikir ulang. Bagaimana bisa kondisi psikis yg saat itu mmg sedikit berbeda langsung diputuskan.

So, Banyak hal yg bisa kamu kembangkan atas isu yg pertama muncul atas kesan pertama. Melalui logika sederhana kamu dituntun untuk tdk terlalu punya ekpetasi yg tinggi trhdp suatu kasus. Mmg hal itu akan membuat kita bahagia sesaat saja dalam pikiran. Tp apakah itu tdk aneh jikalau kebahagiaan lahir dari suatu yg tdk nyata diperbuat?

Banyak kemungkinan yg terjadi dari suatu hal yg kamu harap itu baik untuk kamu. Semua itu bisa sebagai hal positif dan negatif. Jgn cepat memberikan respon yg baik atas suatu hal yg belum tentu benar dan dalam kondisi awal buat kamu. Bersikap wajar karena masa depan kadang tdk sesuai ekpetasi. Tp tdk semua hal seperti itu, tergantung pada hal yg kamu anggap baik.

Jangan gegabah, pikir kemungkinan itu kedalam prespektif logika. Jangan cepat memutuskan atas kesan pertama. Jangan cepat berprasangka baik untuk dirimu.
Biasa, wajar dan perjuangkan keyakinanmu.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun