Fear Of Missing Out atau yang biasa orang sebut dengan FOMO ini adalah perasaan takut atau khawatir ketinggalan tren, berita, aktivitas atau informasi apapun di media sosial. Apalagi teknologi saat ini sangatlah berkembang dalam kehidupan sehari hari, bisa berdampak positif dan juga negatif, tergantung bagaimana kita menggunakan teknologi itu.
Banyak segala informasi atau trend masa kini yang bisa kita akses dan lihat dengan mudah, hal itu yang terkadang memicu fomo terhadap sesuatu apapun yang bisa kita lihat di sosial media.
Seperti melihat teman atau orang yang liburan atau pergi ke suatu tempat yang menarik dan indah, atau mereka melihat tentang makanan yang lezat di restoran terkenal, menikmati kehangatan kopi di cafe yang sedang trend, melihat outfit bagus mereka di sosial media yang terkesan fashionable, atau mereka yang mengupload skincare atau make-up mereka yang menjadikan wajah mereka terlihat cantik.
Tak hanya itu,mereka juga banyak yang antusias dengan iklan penawaran terbatas atau diskon. Dan masih banyak hal tentang apapun itu yang bisa kita lihat di sosial media dengan mudahnya, yang membuat orang menjadi fomo.
Sehingga dengan fomo ini mereka ingin juga merasakan apa yang orang rasakan, mereka ingin menjadi bagian dari itu, bekerja di perusahaan terpandang, berlibur di tempat mewah dan menarik, menikmati makanan yang enak dan lezat,bisa membeli barang branded , berada di lingkaran orang orang terpandang, dan juga mengikuti apapun yang sedang trend saat in.
Dan orang merasa harus untuk kesana atau harus memilikinya apapun caranya. Didalam jiwa orang fomo ini akan selalu menganggap kehidupan yang sekarang sedang mereka jalani,tidaklah asik dan sangat membosankan, tidak seperti apa yang mereka lihat di sosial media. Mereka terus saja membandingkan dan tidak pernah ada rasa cukup atau bersyukur.
Perasaan takut ketinggalan yang berlebihan dan juga ketergantungan dengan teknologi atau media sosial ini yang membuat fomo ini dianggap tidak baik atau bisa menjadi bahaya.
Pada beberapa kasus fomo ini lebih memicu ke dampak yang negatif daripada positif., seperti fomo ini yang bisa membuat dampak negatif,seperti orang merasakan kecemasan dan stress, ketergantungan pada teknologi atau media sosial , gangguan tidur dan kesehatan mental, dan juga mengurangi interaksi sosial langsung.
Kecemasan dan stress dari dampak fomo ini karena perasaan takut ketinggalan informasi atau kesempatan, sehingga hal ini membuat mereka ketergantungan dengan sosmed, mereka terus mencari informasi atau berita apa yang sedang update hari ini,yang sedang trend atau viral yang akan mereka ikuti atau ingin memilikinya.
Dan hal ini membuat mereka harus membuka sosial media sesering mungkin, jika mereka sehari saja tidak membukanya, mereka cenderung muncul perasaan tidak aman dan tidak nyaman, perasaan cemas dan gelisah dan juga tidak fokus dan konsentrasi.
Dampak fomo ini tidak hanya menyerang kesehatan mental mereka saja, namun bahkan sampai dengan kesehatan fisik mereka. Jadi hati hati ya jangan sampai fomo menguasai hidup kamu.
Dan peran yang sangat penting dalam hal memicu fomo ini adalah peran Teknologi Dan Media Sosial seperti membuat orang merasa terhubung dengan sosial Media 24/7, menyediakan akses mudah ke informasi ,meningkatkan perbandingan sosial. (Membandingkan diri sendiri dengan orang lain seperti dalam kategori perbandingan kekayaan, status sosial, pencapaian atau prestasi dll) dan juga membuat orang merasa harus selalu update.
Itulah yang menjadi peran teknologi dan sosial media dalam memicu fomo, dan fenomena fomo ini membuat kita lebih fokus kepada apa yang terjadi di luar sana, daripada apa yang ada di depan mata.
Mereka selalu beranggapan bahwa di dunia maya itu semua terlihat sempurna, dan menjadikan mereka tidak ingin ketinggalan dalam hal apapun, saat mereka merasa tertinggal ini akan membuat terasa menyakitkan bagi mereka.
Dan kalian perlu tahu, penyebab atau faktor yang paling mendasar dari fomo ini :
1. Paparan konten eksklusif
Postingan tentang acara , liburan, atau pengalaman yang unik dan menarik yang membuat pengguna merasa ingin gabung.
2. Notifikasi dan alarm.
Notifikasi dari aplikasi media sosial yang memicu rasa ingin tahu dan dapat membuat kecemasan.
3. Perbandingan sosial.
Selalu membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain.
4.Ketergantungan pada like dan komentar.
Mereka cenderung mengukur nilai diri berdasarkan jumlah like dan komentar pada postingan mereka.
5. Informasi yang tidak terbatas.
Akses informasi di teknologi atau sosial media yang mudah ini yang memicu kecemasan karena merasa harus selalu terhubung.
Penelitian juga menunjukan,fenomena fomo ini rentan terjadi pada mereka yang merasa kesepian,terisolasi ,punya pandangan negatif tentang dirinya sendiri, sehingga rendah diri dan kurang mencintai dan menerima diri sendiri. Orang yang fomo nya lebih tinggi cenderung membuat mereka depresi, cemas ,bermasalah dengan tidur,dibandingkan mereka yang fomo nya rendah.
Sudah tahu kan apa yang terjadi dengan teknologi dan sosial media yang dapat memicu fomo?
Namun, anda juga bisa loh mengatasi dampak dari fomo ini ,yaitu dengan cara batasi penggunaan media sosial anda, fokus pada kehidupan pribadi (jika anda sibuk pasti anda tidak terlalu begitu fokus dengan dunia maya),berlatih mindfulness dan relaksasi ataupun rutin melakukan olahraga, dan mengembangkan kepercayaan diri.
Dengan anda melakukan hal itu,tentunya diharapkan bisa mencegah fomo dan membuat anda tidak lagi ketergantungan media sosial.
Ingin membeli barang ,ingin menikmati makanan atau ingin berkunjung ke suatu tempat yang berada di sosial media boleh saja.
Asalkan jangan sampai media sosial mengendalikan kamu, kamu harus punya batasan, jangan berlebihan dalam mengikuti trend sosial media.
Semoga kita lebih bijak ya dalam menggunakan teknologi dan media sosial. Sehingga hidup kita akan jadi tenang, tanpa kecemasan dan stress dan tentunya terhindar dari penyakit kesehatan mental ataupun penyakit fisik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI