Mereka cenderung mengukur nilai diri berdasarkan jumlah like dan komentar pada postingan mereka.
5. Informasi yang tidak terbatas.
Akses informasi di teknologi atau sosial media yang mudah ini yang memicu kecemasan karena merasa harus selalu terhubung.
Penelitian juga menunjukan,fenomena fomo ini rentan terjadi pada mereka yang merasa kesepian,terisolasi ,punya pandangan negatif tentang dirinya sendiri, sehingga rendah diri dan kurang mencintai dan menerima diri sendiri. Orang yang fomo nya lebih tinggi cenderung membuat mereka depresi, cemas ,bermasalah dengan tidur,dibandingkan mereka yang fomo nya rendah.
Sudah tahu kan apa yang terjadi dengan teknologi dan sosial media yang dapat memicu fomo?
Namun, anda juga bisa loh mengatasi dampak dari fomo ini ,yaitu dengan cara batasi penggunaan media sosial anda, fokus pada kehidupan pribadi (jika anda sibuk pasti anda tidak terlalu begitu fokus dengan dunia maya),berlatih mindfulness dan relaksasi ataupun rutin melakukan olahraga, dan mengembangkan kepercayaan diri.
Dengan anda melakukan hal itu,tentunya diharapkan bisa mencegah fomo dan membuat anda tidak lagi ketergantungan media sosial.
Ingin membeli barang ,ingin menikmati makanan atau ingin berkunjung ke suatu tempat yang berada di sosial media boleh saja.
Asalkan jangan sampai media sosial mengendalikan kamu, kamu harus punya batasan, jangan berlebihan dalam mengikuti trend sosial media.
Semoga kita lebih bijak ya dalam menggunakan teknologi dan media sosial. Sehingga hidup kita akan jadi tenang, tanpa kecemasan dan stress dan tentunya terhindar dari penyakit kesehatan mental ataupun penyakit fisik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H